Deklarasi Persadha Nusantara, Pasek Suardika: Waspadai Intervensi Asing Lemahkan Pilar Kebangsaan
(Baliekbis.com), Deklarasi Persadha (Pergerakan Sanatana Dharma) Nusantara Tingkat Nasional serta penandatanganan naskah deklarasi berlangsung, Rabu (12/12) di LPMP Denpasar, dihadiri ratusan mahasiswa, pelajar SMU dan sejumlah tokoh politik.
Acara yang dikemas dalam kegiatan Penguatan Empat Konsensus Dasar Bernegara Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika ini mengangkat tema “Indahnya Perbedaan Dalam Keberagaman”.
Ketua Umum DPP Persadha Nusantara yang juga anggota DPD RI Gede Pasek Suardika,S.H.,M.H. di sela-sela deklarasi mengatakan warga jangan pernah lelah untuk menjaga negeri tercinta ini. Sebab intervensi asing masuk dengan berbagai cara untuk melemahkan empat pilar kebangsaan tersebut. “Kita melihat generasi milenial adalah generasi masa depan, sehingga melalui mereka ini kita harap bisa menjaga keutuhan empat pilar kebangsaan tersebut,” jelas mantan Ketua Komisi III DPR RI yang juga sebagai Waketum Partai Hanura.
Caleg DPR RI dapil Bali dari Partai Hanura ini juga berharap dengan melibatkan anak muda sebagai generasi milenial, maka pemahaman akan empat pilar ini bisa menjadi lebih maksimal.
Sementara itu Ketua Harian DPP Persadha Nusantara Dr. Ir. I Wayan Jondra,MSi.
didampingi Sekjen DPP Persadha Nusantara D. Sures Kumar, SAg.,MSi. mengatakan kebhinnekaan harus dijaga bersama. Sehingga kebhinnekaan makin subur. Dikatakan kebhinnekaan ini merupakan potensi andalan yang dimiliki bangsa Indonesia. “Jadi kebhinnekaan bisa menjadi potensi pariwisata yang beragam di Indonesia. Ada 3.000 lebih kebudayaan, ada ratusan bahasa yang merupakan potensi besar untuk pengembangan pariwisata. Melalui kebhinnekaan Kita bisa melihat berbagai kebudayaan di banyak tempat di bumi Nusantara ini,” jelas Jondra yang mantan anggota KPU Bali.
Dijelaskan Persadha Nusantara merupakan wadah untuk menjaga kebhinnekaan. Juga sebagai wahana komunikasi antaretnis dan budaya di Tanah Air. “Meski basisnya Hindu, tapi wadah ini bukan hanya hadir di Bali tapi akan dikembangkan di seluruh nusantara,” tegas Jondra. (bas)