Dhamantra: 2018, Pariwisata Harus Efisiensi dan Produktif
(Baliekbis.com), Tahun 2017 sebentar lagi akan berlalu dengan kondisi yang boleh dikatakan berat akibat lesunya ekonomi serta dampak erupsi Gunung Agung yang membuat sektor pariwisata sebagai andalan utama ekonomi Bali terjun bebas.
“Yang bikin parah lagi, sejumlah negara yang selama ini paling banyak memasok turis ke Bali mengeluarkan larangan warganya ke Bali. Kondisi ini tentu sangat berat,” ujar Anggota Komisi VI DPR-RI Nyoman Dhamantra, Sabtu (23/12) saat ditemui di Dhamantra Centre. Meski pariwisata anjlok, namun Dhamantra tetap mengingatkan agar semua pihak tak berputus asa dengan kondisi ini. Sebab adalan Bali mamang di sana. “Tak mungkin dalam sekejap bisa beralih ke yang lain,” tegasnya. Kalau pun potensi pertanian masih bisa dijadikan jalan alternatif, namun perlu perjuangan ekstra keras. Sebab selain lahan produktif banyak menyusut akibat beralih fungsi, juga tantangannya pada SDM dan modal. “Belum lagi harga komoditas yang kerap juga anjlok,” tegasnya. Namun dengan melihat beberapa peristiwa yang sulit ditebak seperti kasus bom Bali dan kini peristiwa alam Gunung Agung maka perlu ke depan menjadi perhatian untuk mulai memberdayakan sektor selain pariwisata secara lebih optimal lagi termasuk pula peningkatan infrastruktur untuk mendukung segala kegiatan pembangunan di Bali. “Kalau infrastruktur bagus, maka peristiwa semacam erupsi bisa lebih diminimalisir dampaknya,” tegas politisi PDI-P ini.
Terkait sektor pariwisata ke depan, Dhamantra optimis akan bisa diatasi meski sampai kapan erupsi belum bisa dipastikan. Namun melihat status awas dalam radius tertentu (8-10 km dari kawah), menurutnya kawasan lain yang posisinya jauh tentu tak ada masalah alias aman. Meski demikian, tantangan ke depan tentu akan sangat kompleks baik masalah SDM, kemacetan, sampah hingga persaingan dengan destinasi lain. “Jadi harus ada langkah-langkah strategis dan cepat untuk mengatasi tantangan yang ada dan perlunya upaya-paya efisiensi serta peningkatan produktivitas. Harus ada inovasi terus menerus agar tak menimbulkan kejenuhan,” ujarnya. Dhamantra mengatakan hal mendasar dan sangat penting yang tak boleh sampai tertinggal adalah penguatan SDM lokal Bali. Penyelamatan SDM ini sangat mendesak untuk meningkatkan daya saing sekaligus pelestarian budaya Bali. “Kalau di daerah lain, orang bisa membangun tanpa harus melibatkan warga lokal. Tapi Bali tak bisa seperti itu, karena kekuatan Bali justru ada di SDM-nya selain alamnya,” ujarnya. (bas)