Dharma Santi Nyepi di Kodam: Saling Memaafkan untuk Kedamaian
(Baliekbis.com), Dharma Santi serangkaian perayaan hari raya Nyepi secara filosofi mengadung makna untuk saling memaafkan antara sesama untuk mencari kedamaian. Terkait hal itu umat Hindu Kodam Udayana melaksanakan kegiatan Dharma Santi sebagai rangkaian hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, Rabu (11/4) di Aula Makodam Udayana.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 600 personel jajaran Garnizun Denpasar, dengan mengusung tema “Melalui Catur Brata Panyepian Kita Tingkatkan Sradha dan Bhakti Parajurit serta PNS TNI-AD Yang Dilandasi Jiwa Kesatria, Militan, Loyal, Profesional dan Modern Guna Mendukung Tugas Pokok”. Acara diawali dengan Tari Sekar Jempiring yang dikenal juga sebagai Maskot Kota Denpasar yang terbangun dari inspirasi keindahan warna dan harumnya aroma Bunga Jempiring oleh para mahasiswa Akper Denpasar, sebagai ucapan selamat datang dan terima kasih kepada para undangan yang hadir.
Memasuki acara pokok dibacakan Sloka dan Palawakya yang diambil dari Wira Carita Adi Parwa, dibacakan oleh Ni Wayan Ari Sukmayanti dan diterjemahkan oleh Dewa Made Bali Sugiharta, mahasiswa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pada kesempatan tersebut Irdam Udayana, Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede, ST., M.Si. mmbacakan sambutam Pangdam Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P, membacakan sambutan Pangdam menyampaikan bahwa Dharma Santi yang dilaksanakan hari ini merupakan akhir dari perayaan Hari Raya Nyepi yang secara filosofi memiliki makna kedamaian atau berdamai ini sangat positif dimana kita saling mengucapkan selamat dan saling memaafkan untuk memperoleh suatu kedamaian.
“Kita patut berbangga karena semua rangkaian kegiatan Hari Raya Nyepi dapat berjalan lancar, aman dan nyaman. Ini menunjukkan keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama serta persaudaraan sebagai anak bangsa di wilayah Bali sudah tercipta dengan baik. Kondisi yang kondusif seperti ini harus tetap dijaga bersama agar kedamaian dan kerukunan senantiasa dapat mengiringi kehidupan kita. Jadikan Hari Raya Nyepi ini sebagai sarana perenungan, refleksi diri dan introsfeksi untuk dapat meningkatkan nilai-nilai kerukunan antar umat beragama,” demikian harap Pangdam.
Selanjutnya Dharma Wacana disampaikan oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda yang pada intinya mengupas tentang makna dan nilai-nilai filosofi Hari Raya Nyepi yang sesungguhnya masih sangat relefan dihadapkan dengan realita kehidupan saat ini. Acara Dharma Santi ini juga dimeriahkan dengan fragmentari dari Sanggar Cahya Art asuhan Ketut Lanus, bertemakan “Turunnya Senjata Pasupati” yang mengisahkan bagaimana keteguhan hati Arjuna dalam menghadapi godaan yang secara sengaja disekenario oleh Dewa Siwa dengan mengutus para Bidadari dan para Raksasa untuk menggoda agar Tapa, Brata, Yoga dan Samadi yang dilakukan oleh Arjuna bisa gagal, namun berkat keteguhan hati Arjuna pada akhirnya Dewa Siwa menganugrahkan senjata Pasupati sebagai senajata pamungkas untuk dapat mendamaikan Alam Semesta beserta dengan segala isinya.
Sebagai acara tambahan pada kesempatan tesebut juga diserahkan santunan kepada anak-anak yatim piatu antara lain kepada anak anak Panti Asuhan Hindu Tattwamasi, Panti Asuhan Muslim Sudirman, Panti Asuhan Kristen Protestan Anugerah dan Panti Asuhan Katolik Sidiastu. Para pejabat yang hadir antara lain, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua FKUB Bali, Rektor IHDN Denpasar, Ketua PHDI Provinsi Bali, Ketua MUI, Ketua Walubi, Ketua Keuskupan Bali Nusra, Ketua Matakim Bali, Danrem 163/Wira Satya, Danrindam IX/Udayana, Para Perwira Ahli, Para Asisten, LO-AL, LO-AU, para Kabalakdam IX/Udayana dan Para Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana PD IX/Udayana. (pen)