Dharma Shanti Tahun Baru Saka 1941, Pesan Koster: Jaga Nama Baik “Dwijendra”
(Baliekbis.com), Keberadaan Yayasan Dwijendra yang berdiri sejak tahun 1953 dinilai sangat penting. Karena itu yayasan yang mengelola pendidikan dari PAUD hingga perguruan tinggi ini diminta menjaganya dengan baik dan melaksanakan visi, misi serta cita-cita pendirinya.
“Saya terus mengikuti perkembangan yayasan ini. Syukur semua masalah yang terjadi bisa selesai dan yayasan kini berjalan normal. Sebagai Gubernur, saya tak ingin ada yang tidak beres di Yayasan Dwijendra ini,” tegas Gubernur Balin Wayan Koster, Senin (8/4) saat acara Dharma Shanti Tahun Baru Saka 1941 Yayasan Dwijendra di kampus setempat.
Sebelumnya Ketua Yayasan Dwijendra Ketut Wirawan melaporkan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi ini telah berdiri sejak tahun 1953.
Koster mengatakan ia secara rutin mengikuti perkembangan yayasan ini. Bahkan ketika terjadi kemelut ia juga turun tangan. “Jangan sampai hal itu terjadi lagi. Apalagi sampai menutup gerbang sehingga mahasiswa tak bisa belajar,” jelasnya.
Koster minta agar semua pihak menjalankan visi dan misi yayasan ini dengan benar. Pihaknya yakin kalau hal itu dijalankan, yayasan akan berjalan dengan baik sesuai cita-cita pendirinya.
Diingatkan pula yayasan ini memakai nama “Dwijendra” yang disucikan umat Hindu di Bali. Dang Hyang Dwijendra merupakan maharsi yang disucikan. “Jadi hati-hati bawa nama Dwijendra,” tegas Koster di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Dalam sambutannya Koster juga mengatakan misi dan visi Yayasan Dwijendra ini sejalan dengan program pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Di sisi lain, orang nomor satu di Bali ini minta pengelola yayasan agar mencantumkan visi, misi dan cita-cita yayasan di setiap ruangan dan tempat terbuka di yayasan ini agar bisa diketahui.
“Kalau semua sudah memahami apa yang menjadi visi dan misi maka tak sampai berantem lagi di sini. Jalankan yayasan ini dengan baik. Saya akan beri dukungan untuk kemajuan pendidikan di lembaga ini,” tegasnya yang disambut tepuk tangan meriah peserta. Koster juga mengajak semua pihak agar membangun nilai budaya, kearifan lokal untuk menjaga Bali dalam menghadapi tantangan globalisasi. (bas)