Didukung Milenial, De Gadjah Optimis Bali Raih 40 persen Suara di Pilpres 2024
(Baliekbis.com), Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Bali, Made Arya Muliawan alias De Gadjah optimis bisa meraih suara sedikitnya 40 persen untuk pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 ini. Hal. itu dikemukakannya pada acara Diskusi Santai “Anak Muda Pilar Kebangsaan dan Toleransi Menuju Indonesia Emas 2045”, Kamis (18/1) malam di Renon.
Acara yang diikuti ratusan milenial dari berbagai komunitas ini difasilitasi oleh A.A. Ayu Putu Printi, caleg No 1 Dapil Dentim dari Partai Gerinda untuk DPRD Kota Denpasar.
De Gadjah mengatakan optimisme tersebut dilandasasi tingginya semangat anak muda (milenial) dalam memajukan bangsa ini melalui perubahan.
De Gadjah mengingatkan sebagai anak muda harus menjaga toleransi tidak hanya dengan omongan saja tapi juga sikap, perilaku dan saling menghormati untuk terciptanya perdamaian dan toleransi.
“Kita ingin ekonomi kita baik, kita harus damai dulu baru bisa bekerja tenang. Saya duduk di mana saja, di warung kopi atau restoran setiap ketemu anak muda pasti mereka blg ‘all in prabowo’. Ekonomi kreatif ini salah satu programnya, ini pondasi ekonomi kita untuk bangkit semakin tinggi,” ujarnya.
TKD Bali tambah Ketua Gerindra Bali ini banyak anak muda. Yang pasti di TKD Bali 70% milenial atau Gen Z jadi anak muda. Anak muda tidak biasa diarahkan, tidak bisa diatur. Jadi harus jadi bagian dari mereka. Apapun yang dikatakan yang positif itu pasti mereka mengikuti.
“Mereka ingin apapun yang jadi hobi atau kreativitas mereka itu tidak dibatasi. Mereka juga selain lihat Pak Prabowo, mereka lihat Mas Gibran. Itu magnet untuk mereka. Pak Prabowo waktu itu belum jadi apa-apa, belum jadi ketua partai, beliau ke Malaysia untuk urusan bisnis, ada anak wanita muda Indonesia asal NTT, yang akan dieksekusi mati, Pak Prabowo waktu itu datang dan menyewa pengacara terkenal untuk mengurus dia bisa bebas dan pulang. itu tdk viral. beliau melakukan dgn tulus ikhlas dgn uang pribadinya. Itu salah satu kebaikan beliau,” tambahnya.
Sementara itu Romo Denny mengatakan dibutuhkan mentalitas perspektif tentang keberagaman. “Jadi dalam pilpres ini, apapun pilihan politik kita tetap cinta dan merawat negeri ini,” pesannya.
Ditambahkan dalam membangun negeri ini ada yang harus dilanjutkan. “Tak mungkin memulai dari nol. Gen Z ini terbesar dan menentukan masa depan. Ini yang diperebutkan. Jadi selain merawat kebersamaan juga melanjutkannya,” ujarnya.
Sekjen Relawan Semeton Prabowo Putu Asrinidevy menilai pendidikan multikultural dan dialog antar agama penting terus dilaksanakan untuk menciptakan iklim toleransi tetap terjaga.
Melalui dialog atau komunikasi yang terjalin intens menurutnya memungkinkan pemahaman tentang keberagaman lebih mudah diterima.
“Pendidikan dan dialog multikultural, multiagama menjadi dasar masyarakat harmonis. Sederhananya, ketika komunikasi sudah sering terjadi, keberagaman akan menjadi suatu kebiasaan,” ungkapnya.
Perempuan yang akrab disapa Devy itu menambahkan bahwa kedamaian dan nilai sejati toleransi tercipta ketika pemahaman tentang perbedaan sudah menjadi kebiasaan.
“Ketika ini (pemahaman keberagaman) menjadi kebiasaan, Ini menciptakan ruang bagi toleransi, penghargaan, dan kerjasama, mengarah pada pembentukan masyarakat yang inklusif dan damai,” tuturnya.
“Anak muda, khususnya Bali dilihat sebagai penerus dan bisa dikatakan yang paling menentukan hari ini, dalam berbagai hal, termasuk memupuk keragaman budaya, mempromosikan sikap terbuka terhadap perbedaan, dan membangun fondasi masyarakat yang berlandaskan rasa saling menghormati, kolaborasi, dan harmoni lintas agama dan etnis. Yang kalau hari ini istilahnya disebut moderasi” papar Devy.
“Toleransi bukan hanya sekedar di gaungkan, tapi dilaksanakan. Bali adalah salah satu simbol dan provinsi yang sangat layak menjadi percontohan toleransi di Indonesia dan bahkan dunia. Toleransi harusnya jadi kebiasaan, bukan hal yang terus jadi bahan perbincangan,” tandasnya. (bas)