Dies Natalies Ke-6 DPD HAMI BERSATU Bali, Sunan Kalijaga: Di Era Digital Advokat Tak Harus Berhadapan dengan Klien
(Baliekbis.com),Advokat yang bernaung di bawah Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) BERSATU diimbau untuk terus mengasah keterampilan (up grade) dan meningkatkan kapasitas, integritas dan kapabilitasnya agar mampu memberikan pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat secara maksimal dan komprehensif dalam era digital 4.0.
“Peningkatan kapasitas yaitu harus cerdas dan tangkas dalam memberikan advokasi hukum dan proses litigasi seperti pembuatan replik dan duplik di pengadilan yang saat ini sudah berbasis E-Court,” ujar Ketua Umum DPP HAMI BERSATU Sunan Kalijaga,S.H. saat peringatan Dies Natalies VI DPD HAMI BERSATU Bali di Paradiso Kuta Hotel, Badung Senin (11/11/2019) malam. Perayaan HUT ke-6 HAMI BERSATU Bali ditandai dengan pemotongan tumpeng.
Acara yang diisi dengan Talkshow bertema ‘Tantangan Advokat Di Era Artificial Intellegence’ dihadiri tokoh-tokoh pengacara di Bali, NTT, Bangka Belitung dan Yogya juga dari Federasi Advokat Republik Indonesia (FERARI) yang dinakhodai oleh Advokat senior I Made Ardana, SH, CIL, CPL.
Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga menambahkan saat ini semua sudah ke era digital. Sekarang ini advokat tak harus berhadapan langsung dengan klien. Tapi bisa membantu dan memandu dari jarak jauh. Advokat harus bisa membantu melalui medsos secara positif lebih banyak lagi. “Jadi mari kita membantu dengan memanfaatkan teknologi. Soal jasa hukum bisa disepakati,” ujar Sunan Kalijaga. Sunan juga mengingatkan para advokat terus meng-upgrade diri, jangan merasa puas. Harus banyak belajar, sebab ilmu di lapangan tak ada di buku. Jangan pernah malu bertanya kepada yang mumpuni,” paparnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPD HAMI BERSATU Bali Agustinus Nahak, SH, MH. Dikatakan HAMI Bali bertekad untuk terus memberikan edukasi dan diseminasi informasi kepada anggotanya agar siap menghadapi teknologi digital. Namun hal itu harus tetap diikuti dengan itikad baik. ” Hati nurani dan kejujuran yang harus dikedepankan dan hindari perbuatan korupsi dan pungutan liar (pungli),” kata Agus Nahak.
Ketua FBN (Forum Bela Negara) Bali ini juga mengingatkan betapapun hebatnya kemajuan teknologi namun tetaplah semua berpulang kepada manusianya itu sendiri.
“Kita mau tidak mau, suka tidak suka harus hadapi medsos. Namun yanh penting hati nurani yang baik, jaga kepercayaan. Jadi selain teknologi digital, hati nurani memegang peran penting bagi sukses advokat,” ujarnya.
Agus Nahak juga menegaskan semua harus bergandengan tangan dan tak bisa jalan sendiri. “Advokat di HAMI Bali ada 100 lebih dan mereka dari berbagai latar belakang. Semua bisa bersatu di sini. Ini yang sangat membanggakan,” terang Agus Nahak.
Nara sumber Nengah Supardika yang akrab disapa Ateng secara terbuka mengingatkan agar advokat bisa menjaga kualitasnya. Jangan sampai hanya membuat replik atau duplik saja masih sulit, padahal bisa dipandu dari medsos. Ateng juga melihat manfaat medsos yang begitu positif. “Saya banyak dapat kasus dari medsos. Banyak bule cari advokat lewat medsos,” tegas Ateng.
Di tempat yang sama, Sekjen DPD HAMI BERSATU Bali, Valerian (Farris) Libert Wangge, SH menggaris bawahi bahwa wadah ini dipandang telah membawa angin segar bagi penguatan kapasitas dan idealisme para Advokat Muda karena mengusung semangat persatuan Advokat Indonesia tanpa membeda-bedakan asal organisasi yang telah ada sebelumnya.
“Kami juga telah membentuk posko-posko Lembaga Bantuan Hukum LBH HAMI BERSATU di beberapa wilayah di Bali. Bahkan kami juga akan memberikan pembekalan Training Jurnalistik kepada para advokat agar lebih memiliki pemahaman dalam menggunakan kaidah dan tata bahasa Indonesia yang baik,” pungkas Farris yang juga Ketua Dewan Penasehat Ikatan Wartawan Online (IWO) Bali. (bas)