Dies Natalis XV, STIKOM Bali segera Menjadi Institut
(Baliekbis.com), Dies Natalis ke-15 STIKOM Bali yang berlangsung Kamis (10/8) malam di Hongkong Garden Restoran akan menjadi kado istimewa bagi sekolah tinggi informasi dan teknologi tersebut. Pasalnya jika tak ada halangan, STIKOM Bali segera akan menyandang predikat baru sebagai institut. “Kita sudah usulkan ke Dirjen Dikti dan sudah tahap revisi kedua. Jika tak ada halangan September ini sudah keluar dan tak lagi memakai sekolah tinggi melainkan institut,” ujar Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan di sela-sela perayaan Dies Natalis ke-15 STIKOM Bali.
Dikatakan Dadang, sesuai kesepakatan, para pendiri Stikom telah merencanakan pendirian institut dan saat ini telah memasuki tahap revisi kedua. “Berbagai persyaratan sudah terpenuhi, hanya tinggal menunggu waktu. Bila tak ada halangan diharapkan September ini sudah keluar,” tambah Dadang seraya menambahkan Prof. Dr. Made Bandem, salah satu pendiri STIKOM Bali sudah menjajaki hal itu ke Pusat untuk mempercepat prosesnya. Dikatakan perubahan menjadi institut sangat penting terutama dalam konteks menjalin kerja sama dengan pihak luar negeri. Pasalnya di negara lain tak dikenal istilah sekolah tinggi. Langkah lainnya pihaknya juga akan meningkatkan status dari akreditasi B saat ini bisa menjadi A. “Sebelumnya memang kami yang memimpin dengan akreditasi B. Tapi saat ini sekolah sejenis sudah meningkat menjadi B. Sehingga kami harus meningkat lagi agar bisa A,” tambah Dadang.
Dadang menceritakan awal keberadaan STIKOM saat dirintis di awal tahun 2000-an. Dikatakan saat ini tamatan SMA di Bali yang ingin cari gelar bidang IT selalu ke Jawa seperti Malang dan Jakarta. Sebab saat itu sekolah IT di Bali baru sampai D3, belum ada S1. “Tahun 2001 kami ajukan proposal ke Dirjen Dikti dan disetujui pendirian STIKOM,” jelas Dadang. Awalnya hanya dapat 40 mahasiswa. Setahun kemudian dapat 200 mahasiswa, lalu naik jadi 370, 500 dan tahun 2017 ini sudah 1.300 yang melakukan register. Dikatakan Dadang saat ini ada 6.000 mahasiswa yang sedang belajar dan alumninya mencapai 4.600 tersebar di seluruh Indonesia dan berbagai belahan dunia. Menurut Dadang, tingginya minat menekuni bidang IT karena dengan penguasaan IT akan lebih mudah memasuki dunia kerja dan dunia wirausaha dibanding dengan program studi /jurusan lain. “Ini karena IT sudah sangat diperlukan di berbagai bidang termasuk bidang kesehatan, keagaman bahkan pertanian,” tambahnya. Di STIKOM juga ada semacam bursa kerja yang dikelola PR III untuk menyalurkan dan menginformasikan lowongan kerja kepada mahasiswa tingkat akhir atau alumni. “Sehingga tiap harinya rata-rata ada 3 perusahaan datang ke kami untuk melakukan rekrutmen baik IT maupun non IT,” tambah Dadang seraya menjelaskan dalam bidang akademik, kurikulum yang ada di STIKOM setiap dua tahun sekali selalu mengalami perubahan. Bahkan dalam menyusun kurikulum itu pihaknya selalu melibatkan dunia usaha, industri termasuk media yang dianggap sangat dekat dengan IT. STIKOM saat ini juga memperluas jaringannya dengan membangun kampus di Jimbaran. Saat ini ada 500 mahasiswa yang belajar di sana. (bas)