Diikuti Puluhan Pandita, MKKBN Gelar Doa Bersama Mohon Bali Dilindungi
(Baliekbis.com), MKKBN (Majelis Ketahanan Krama Bali Nusantara) menggelar doa bersama serta dharmatula, Sabtu (8/5) sore di Inna Heritage Hotel Denpasar.
Doa bersama yang disampaikan Ida Pandita Dasa Daksa Nata Siwa Dharma Gini Nanda dihadiri puluhan peserta dari kalangan sulinggih/ida pandita se Bali. Doa yang dilakukan adalah memohon Bali diberi kedamaian dan selalu dilindungi Tuhan serta Bali bisa terhindari dari bahaya wabah Covid-19 yang tengah terjadi saat ini.
Sedangkan dharmatula menghadirkan sejumlah narasumber yakni Ida Pandita Dasa Daksa Nata Siwa Dharma Gini Nanda, Ketua Umum MKKBN Adv. Ketut Nuarsa,SH,MH, Penasehat MKKBN I Made Amir Karang dan Guru Nyoman Gunawan,SH,MSi. Juga hadir memberi sambutan Raja Denpasar Ida Tjokorda Pemecutan XI.
Dalam dharmatula Ida Pandita Dasa Daksa Nata Siwa Dharma Gini Nanda mengajak umat menjalankan Siwa-Buda dengan penuh cinta kasih, saling membantu dan menjaga lingkungannya.
Sebab menurut Ida Pandita setiap perbuatan itu membawa karma. “Jadi berbuatlah kebaikan agar mendapatkan karma yang baik pula. Jalankan apa yang patut dan benar sehingga bumi ini ajeg dan memberi kesejukan baik dalam diri kita maupun lingkungan,” harap Ida Pandita.
Di sisi lain diingatkan bahwa Rwa Bhinneda memang ada. Gunakan yang baik dan yang kurang baik jangan dipakai.
Pada acara tersebut juga dilakukan deklarasi visi-misi MKKBN (Majelis Ketahanan Krama Bali Nusantara) yang disampaikan Ketua Umum MKKBN Adv Ketut Nurasa,S.H., M.H.
Ketua umum MKKBN Adv Ketut Nurasa,S.H.,M.H. mengatakan Bali ini pulau yang penuh kedamaian. Karena itu perlu dijaga bersama.
Sementara Penasehat MKKBN Made Amir Karang mengajak umat ngayah di jagad Bali. “Tidak ada siapa pun boleh main klaim agama Hindu adalah milik sekelompok tertentu atau perorangan. “Kita bangga lahir dalam keluarga Hindu yang sudah disuguhkan dengan kitab suci,” ujarnya.
Sedangkan Guru Nyoman Gunawan yang juga mantan Anggota DPR ini minta umat agar waspada menjaga tanah Bali yang sempat diserbu investor untuk kepentingan pariwisata.
Tjokorda Pemecutan dalam sambutannya mengatakan kelemahan di Bali adalah kasta terlalu diagung-agungkan. Di Bali juga banyak sekte yang tumbuh dan berkembang. “Ini tak perlu dimasalahkan, biarkan saja. Boleh bertentangan tapi jangan dibawa keluar,” ujar Tjokorda Pemecutan.
Dalam tanya jawab terungkap pula banyaknya tantangan yang dihadapi Bali, seperti biaya upacara adat terlalu mahal, sampai jual tanah.
Sementara Pandita dari Siangan Gianyar
mengatakan meski berbeda cara dalam pemujaan, yang penting tetap Hindu. “Mari kita jaga kerukunan. Jangan kita sudah kecil sampai berkelahi,” pesan Ida Pandita. (bas)