Dinilai Pro Rakyat, Subudi: BIPPLH Apresiasi Keseriusan Koster Wujudkan Bandara Buleleng
(Baliekbis.com), Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali Komang Gede Subudi mengapresiasi dan siap mendukung perjuangan Gubernur Bali Dr. I Wayan Koster untuk mempercepat realisasi Bandara Bali Utara di Kubutambahan, Buleleng.
Pihaknya pun siap ikut mengawal dan mendorong keluarnya izin penetapan lokasi (penlok) dari Kementerian Perhubungan yang dipastikan segera keluar paling lambat akhir tahun ini. “Kita harus dukung dan ikut kawal realisasi bandara Bali Utara ini. Sebab itu memang menjadi kebutuhan Bali dalam mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan,” kata Subudi yang juga Dewan Pertimbangan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Bali itu di Denpasar, Rabu (12/9).
“Kami siap bersinergi dengan pemerintahan Pak Gubernur untuk mempercepat realisasi program pembangunan Bali dan mendukung program pro rakyat,” imbuhnya. Baginya komitmen Koster membangun Bandara Buleleng sudah sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana sesuai prinsip Tri Sakti Bung Karno yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. “Artinya Gubernur Koster siap bekerja keras, kerja cerdas, kertas tuntas dan kerja iklas mensejahterakan kehidupan masyarakat Bali agar semakin baik ke depan,”kata Subudi
Ia menegaskan BIPPLH mempunyai visi mengawal pembangunan Bali berdasarkan Tri Hita Karana. Dengan misi turut serta bersama-sama LSM dan komponen masyarakat lain, desa adat, dan seluruh masyarakat Bali dalam mengawasi dan menolak pembangunan yang merusak lingkungan dan adat budaya Bali. Baik itu dilakukan oleh pemerintah, swasta atau kelompok lainnya. Khususnya juga BIPPLH akan berperan aktif untuk mengedukasi masyarakat betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup sebagaimana juga menjadi perhatian serius Gubernur Koster. Termasuk BIPPLH juga mengkritisi alih fungsi lahan yang sudah terlanjur cukup meresahkan dan menjadi ancaman serius keberlangsungan pertanian Bali.
“Ke depan masyarakat dan pemerintah harus bersinergi menyikapi berbagai permasalahan ini dan tidak saling menyalahkan,” ucap Subudi yang juga pengusaha tambang batubara di Kalimantan Selatan itu. Beberapa hal khusus yang harus diperhatikan Gubernur Koster agar masyarakat merasakan kelebihan kepemimpinannya, imbuh Subudi adalah merealisasikan point-point pidato politik resminya saat sidang paripurna acara serah terima jabatan (sertijab) di DPRD Bali, Sabtu (8/9).
Antara lain di bidang pertanian, mengeluarkan Pergub agar hotel dan restoran di Bali menggunakan hasil pertanian lokal. Di bidang ekonomi dengan mengembangkan ekonomi berbasis pariwisata di perbatasan antara kabupaten/kota. Di bidang adat, memberi bantuan keuangan Rp 300 juta per tahun kepada desa pakraman. Lalu prajuru adat diberi gaji dan insentif (tunjangan). Kemudian membangun kantor PHDI dan Kantor Majelis Madya Desa Pekraman (MMDP) di Kabupaten/Kota.
Di bidang budaya memperkuat majelis kebudayaan, standarisasi dan sertifikasi karya seni sesuai pakem. Lalu mengangkat guru kontrak dalam bidang seni dan budaya. Selanjutnya membangun Art Centre baru sebagai destinasi wisata alternatif baru. Menerapkan hari berbahasa dan berbusana Bali setiap Kamis disusul dengan penamaan fasilitas publik dengan aksara Bali. Di bidang infrastruktur dengan memprioritaskan short cut Denpasar-Singaraja. Lalu memastikan Bandara Buleleng segera dibangun hingga PLTU Celukan Bawang akan dikonversi dari batubara ke gas.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Bali periode 2018-2023, Dr. I Wayan Koster menegaskan pembangunan Bandara Bali Utara di Kubutambahan, Buleleng sudah ada kepastian terealisasi. Bahkan izin penetapan lokasi (penlok) dari Menteri Perhubungan akan segera turun dan dipastikan di darat. “Pembangunan bandara internasional di Kubutambahan Buleleng sudah positif,” tegas Koster dalam pidato resmi pertamanya dalam sidang paripurna acara serah terima jabatan (sertijab) di DPRD Bali.
Koster bercerita bahwa dirinya sudah tiga kali bertemu dengan Menteri Perhubungan untuk mengawal rencana pembangunan Bandara Bali Utara ini. Yakni pada 10 Agustus lalu 27 Agustus dan terakhir 4 September lalu.
“Jadi sudah ada kesamaan pemahaman, persepsi, kebutuhan perlunya bandara baru di Kubutambahan, Buleleng,” terang Koster. Dengan adanya kepastian pembangunan bandara baru ini, imbuh Koster, maka pengembangan Bandara Ngurah Rai hanya menyangkut perpanjangan runway (landas pacu) dan penambahan apron (pelataran pesawat) parkir dan terminal untuk kecukupan hingga lima tahun ke depan. (wbp)