Direktur Ekosistem Esensial KLHK: Burung Hantu Efektif Kendalikan Hama Tikus
(Baliekbis.com), Burung hantu yang memiliki nama latin Strigiformes sangat efektif dikembangkan untuk mengendalikan hama tikus yang kerap merusak tanaman padi petani. “Sebagai pemakan tikus, pemanfaatkan burung hantu ini selain efisien dari segi biaya, juga bagus dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Direktur Ekosistem Esensial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tandya Tjahjana, Rabu (31/10) malam di Kerobokan Badung. Menurut Tandya, serangan hama tikus terhadap tanaman padi sangat tinggi. Bahkan petani bisa gagal total karena padi habis dimakan tikus. Berbagai cara sebenarnya telah dilakukan petani untuk menekan serangan hama tikus ini. Penggunaan pestisida termasuk cara fisik yang diterapkan belum mampu mengurangi hama ini secara signifikan. Padahal penggunaan cara-cara tersebut selain berbiaya tinggi juga berdampak buruk bagi lingkungan.
Untuk itu Tandya sangat mendukung upaya yang dilakukan petani Penebel melakukan pengendalian hama ini dengan cara memanfaatkan musuh alaminya. “Cara ini jauh lebih efektif dan hasilnya sangat bagus baik dari segi penyelamatan produksi padi maupun sisi lingkungan,” jelasnya. Untuk itu, melihat potensi yang besar pada satwa malam ini, Tandya berharap ke depannya penggunaan burung hantu ini bisa dikembangkan secara luas. Sebab dengan cara-cara seperti ini keseimbangan alam akan lebih terjaga. “Jadi tak harus mengendalikan hama dengan menggunakan zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan serta harganya cukup mahal,” tambah Tandya yang mengaku sempat bersama petani di Penebel Tabanan belum lama ini melepasliarkan burung hantu di kawasan tersebut.
Di sisi lain, Anggota Komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra mengatakan upaya meningkatkan produktivitas pertanian juga perlu menjaga keseimbangan alam. Apalagi Bali sebagai daerah wisata dunia tengah mengembangkan konsep green dan clean. “Kita ke depannya perlu juga mengembangkan pertanian organik sehingga dapat mengurangi pemakaian zat kimia yang memiliki efek buruk bagi lingkungan,” tegas politisi Golkar yang akrab disapa Gus Adhi ini. (bas)