Dirjen IKM akan Fasilitasi Karya Desainer Agar Bisa Diproduksi Secara Massal
(Baliekbis.com), Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian RI mengatakan hasil karya para desainer diharapkan nantinya dapat diproduksi oleh UKM (perajin).
“Untuk itu kita akan memfasilitasinya sehingga bisa diproduksi secara massal dan memasuki pasar secara luas, bahkan ekspor,” ujar Dirjen IKM Gati Wibawaningsih di sela-sela Penganugerahan Desainer Terbaik yang berlangsung di Gedung Fashion Bali Creative Industry Center (BCIC) Jl. WR. Supratman No. 302, Tohpati, Denpasar, Senin (26/11).
Ada enam desainer muda terbaik yang menampilkan karya inovatif dan kreatif yang meraih penghargaan dalam Penganugerahan Desainer Terbaik IFCA (Indonesian Fashion & Craft Awards) 2018 tersebut. Juara pertama diraih Faradilla Intan Kusumadewi karya Moon Kingdom (kategori Kriya). Juara kedua Farah Nurjanah Baharessa karya Tana Tara (Fesyen). Juara ketiga Nia Faradiska Noor Isfaiza karya Heritage of Kudus (Fesyen). Terbaik keempat yakni Putu Eka Widya Putra karya Rwa Lamp (Kriya). Kelima, Maryam Nisa Taqiya karya Lungsi Bags (Fesyen) dan keenam Sajdan Nailul Fajri karya Angkling (Kriya).
Menurut Gati Wibawaningsih, Bali ini juga sebagai showroom. Mereka datang bukan hanya sebagai turis, juga meneliti produk apa yang bisa dikembangkan dan dibisniskan di sini. “Yang dipasarkan bukan hanya produk Bali juga dari luar,” ujarnya. Karena itu pihaknya akan
memfasilitasi produk yang ada untuk dijual di sini sehingga bisa mendukung ekspor. Di sisi lain, Dirjen IKM memuji trend fesyen dan kriya yang terus meningkat.
Dalam penganugerahan tersebut Dirjen IKM berharap desainer muda terbaik pemenang IFCA akan menjadi ujung tombak Industri Kreatif Kriya dan Fesyen di masa yang akan datang dengan karya desain yang inovatif dan mendunia. Dalam pelaksanaan IFCA 2018, Dirjen IKM berkolaborasi dengan Taiwan Design Center dalam bidang peningkatan kapasitas Desainer melalui Workshop Desain yang akan dilaksanakan di Taiwan. Sebanyak enam desainer terbaik tersebut selanjutnya akan diberangkatkan ke Taiwan selama 7 hari untuk mendapatkan workshop desain dan menghadiri Taiwan Golden Pin Design Awards untuk membuka wawasan dan meningkatkan kapasitas mereka.
Panitia IFCA 2018 Dr. Handito Joewono mengatakan kompetisi ini selain untuk menumbuhkembangkan potensi desainer inovatif melalui program pengembangan sumber daya manusia juga merupakan wujud apresiasi dan upaya untuk meningkatkan iklim kompetitif antardesainer muda Indonesia sekaligus meningkatkan Sinergitas Quadro Helix antara
pemerintah, perguruan tinggi, IKM kreatif dan komunitas serta asosiasi profesional.
Sementara Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Putu Astawa mengapresiasi karya para desainer muda terbaik pemenang kompetisi IFCA 2018 ini. Ia berharap hal ini memberi inspirasi kalangan UKM dan pegiat ekonomi kreatif. Hal senada disampaikan Kadisparda Bali Anak Agung Gede Yuniarta Putra yang mengatakan pelaku UKM khususnya di sektor ekonomi kreatif merupakan salah satu pendukung utama industri pariwisata Bali. Misalnya dalam pengembangan desa wisata.
Dalam Penganugerahan Desainer Terbaik ini, para juara diberi kesempatan memaparkan keunggulan produknya juga ada sesi talkshow yang menghadirkan sejumlah pembicara top dari kalangan pelaku ekonomi kreatif. Sebelumnya pendaftaran peserta IFCA dilakukan mulai tanggal 27 September hingga 5 November 2018 dengan jumlah pendaftar sebanyak 182 peserta yang berasal dari Universitas Udayana, ISI Denpasar, ITB, Telkom University, Universitas Binus, ISI Yogyakarta dan beberapa Institusi lain. Dewan juri yang terlibat adalah Ahadiat Joedawinata (Dosen Senior FSRD ITB), Suud Alwi (Praktisi Fashion), Shinta Djiwatampu (Fashion Design Program Director of LaSalle College Jakarta), Arief Budiman (Founder Rumah Sanur), Adolf Siregar (Chief Strategy Consultant Arrbey). (bas)