Diseminasi KEKR, Triwulan I 2019, Pertumbuhan Ekonomi Bali Masih Kuat
(Baliekbis.com), Perekonomian Bali pada triwulan IV 2018 menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Ekonomi Bali tercatat tumbuh signifikan sebesar 7,59% (yoy), tertinggi secara triwulanan dalam 4 tahun terakhir.
Dari sisi permintaan, akselerasi ekonomi Bali didorong oleh meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor luar negeri. “Sementara dari sisi penawaran, peningkatan kinerja ekonomi Bali didorong oleh meningkatnya kinerja 4 lapangan usaha utama Bali, yaitu lapangan usaha akomodasi makan dan minum, lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, serta lapangan usaha industri pengolahan,” ujar Deputi Direktur BI KPw Provinsi Bali Sapto Widyatmiko, Senin (26/3) usai paparan diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali dengan tema “Strategi dan Kebijakan dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Digital di Wilayah Bali” di Kantor BI Denpasar.
Dalam kesempatan ini Sapto juga menjabarkan, berdasarkan data ekonomi Bali di tahun 2018 mengalami akselerasi kinerja dengan tumbuh sebesar 6,35 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,57 persen (yoy). Pada triwulan I 2019, ekonomi Bali diperkirakan tetap tumbuh kuat, meskipun cenderung melambat, dengan kisaran 6,10 persen hingga 6,50 persen (yoy).
Beberapa faktor penyebab perlambatan tersebut tambah Sapto disebabkan telah berakhirnya periode pariwisata Bali, prakiraan melambatnya kinerja ekonomi mitra dagang utama dunia, terutama Amerika Serikat dan Australia, serta telah selesainya pengerjaan sebagian besar proyek konstruksi yang terkait dengan IMF-WB AM 2018.
“Triwulan pertama di 2019 diperkirakan tidak setinggi dengan triwulan keempat 2018. Tapi kita mengharapkan nanti ada peningkatan di triwulan berikutnya,” ucap Sapto. Ditambahkan untuk mendongkrak perekonomian Bali tahun 2019 dilakukan dengan mengembangkan ekonomi digital. “Ekonomi digital merupakan sarana mempercepat proses pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Misalnya di beberapa negara, ekonomi digital ini cepat sekali dan bisa membantu pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Menurut Sapto peran BI di era digitalisasi ini adalah sebagai penyedia transaksinya. Artinya mulai dari transaksi tunai maupun non tunai. Sementara untuk pemerintah berperan menyediakan infrastrukturnya. Misalnya melalui penyediaan WiFi gratis dan perbaikan jaringan PLN. Untuk itu diharapkan masyarakat Bali bisa mendukung pengembangan ekonomi digital untuk meningkatkan perekonomian Provinsi Bali. “Mengingat efek digital sudah semakin banyak masuk dalam kehidupan. Dan diharapkan nanti ekonomi digital bagi Bali bisa mendukung pertumbuhan perekonomian yang lebih cepat, lebih banyak lingkupnya dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya. (bas)