Diskusi 95 Tahun Sumpah Pemuda di Undiksha, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Mahasiswa Harus Jadi “Agent of Change”
(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengatakan potensi mahasiswa sangat besar karena berani, energinya besar, kritis dan masih murni.
“Untuk itu mahasiswa harus menjadi agen perubahan (agent to change). Perubahan dimulai oleh anak muda yang berani dan kritis. Kalau melihat sesuatu nggak cocok, tidak berdasarkan norma maka anak muda harus berani merubah untuk menjadi lebih baik,” ujar Mangku Pastika saat diskusi publik yang berlangsung di Ruang Ganesha III Rektorat Undiksha, Sabtu (21/10).
Diskusi yang bertajuk “95 Tahun Sumpah Pemuda: Peran Mahasiswa untuk Bangsa, Majukan Indonesia untuk Dunia” diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM-REMA) Undiksha menghadirkan dua narasumber yang mumpuni, yaitu Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. dan akademisi Undiksha Prof. Dr. Dewa Gede Sudika Mangku. Diskusi diikuti ratusan mahasiswa Undiksha dan mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).
Mangku Pastika mengingatkan Sumpah Pemuda lahir 95 tahun lalu di tengah zaman penjajahan dan sebelum Indonesia merdeka. Saat itu mengikrarkan sumpah tersebut memerlukan keberanian yang luar biasa. Karena itu perjuangan dan semangat tersebut harus bisa tetap dipertahankan, khususnya oleh generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dan negara.
Dikatakan, perubahan saat ini luar biasa cepatnya. Untuk itu para pemuda harus bisa jadi agen perubahan ke arah lebih baik, ‘learn to know, learn to do, learn to be’. “Kritis, cerdas, berani, spontan, itulah ciri pemuda, apalagi mahasiswa,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Melalui kesempatan ini, Mangku Pastika mengajak para mahasiswa untuk terus meningkatkan kapasitas dan potensi diri sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Mangku Pastika juga mendorong pemuda agar semangat, peka, tekun belajar dan berani mengemukakan pendapat dan kritis. Mahasiswa juga tidak boleh apatis.
Di sisi lain, Mangku Pastika mendorong peran kampus agar menjalin kerja sama dengan dunia industri. Di Cina, Universitas Tsinghua sekitar 50 persen hasil penelitian dipakai industri.
Sementara akademisi Undiksha Prof. Dr. Dewa Gede Sudika Mangku yang membawakan materi “Peran Mahasiswa dalam Upaya Preventif Kejahatan’ menyampaikan generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga eksistensi bangsa dan negara, salah satunya melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap kejahatan.
Dalam konteks Sumpah Pemuda, hal tersebut adalah wujud cinta terhadap bangsa dan negara, cinta terhadap Tanah Air. “Tentunya upaya preventif terhadap kejahatan, termasuk juga kejahatan internasional, perlu didukung dengan pemahaman yang kuat pada diri mahasiswa,” pungkasnya.
Menyinggung kejahatan internasional menurut Prof. Sudika Mangku ada kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang dan agresi. Menurutnya penting dilakukan diplomasi sebagai salah satu modal untuk mengatasi konflik perang, dll.
Sementara Wakil Rektor III Prof. Dr. I Ketut Sudiana, M.Kes. saat membuka diskusi mengatakan Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak dalam pergerakan menjadikan Indonesia Merdeka. Ikrar Sumpah Pemuda dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah cinta tanah air, persatuan, penghargaan terhadap perbedaan, rela berkorban, kepentingan bangsa, semangat persaudaraan, dan gotong royong.
Dikatakan pemahaman generasi muda terhadap nilai dari Sumpah Pemuda dihadapkan dengan tantangan yang berpotensi menyebabkan lunturnya nilai dari sumpah pemuda. Oleh karena itu, pemahaman terhadap nilai Sumpah Pemuda harus dikuatkan dan dipahami dengan baik. (bas)