Diskusi Keselamatan Anak dalam Berkendara, Kak Seto: Orangtua mesti Awasi Anaknya ke Sekolah
Membiarkan anak menjadi pengemudi dan penumpang kendaraan bermotor dapat mengancam keselamatan anak. Saat anak menjadi pengendara sepeda motor, secara fisik tubuhnya belum siap karena kendaraan dirancang untuk digunakan oleh orang dewasa. Secara kognitif anak memiliki kemampuan terbatas untuk melihat, menganalisis, dan menyimpulkan kondisi lalu lintas, sehingga mereka tidak bisa berstrategi saat berlalu lintas, misalnya anak yang bersepeda motor asal menyalip kendaraan di depannya.
(Baliekbis.com), Pengawasan orangtua menjadi salah satu kunci bagi keselamatan dan kenyamanan perjalanan anak-anak yang membawa kendaraan sendiri ke sekolah.
Demikian disampaikan Psikolog Prof. Dr. H. Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto mengatakan pada Diskusi Publik bertajuk “Keselamatan Anak dalam Berkendara” di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Pemkot Denpasar, Selasa (19/12).
“Peran penting orangtua untuk mengantar anak-anak ke sekolah sangat diperlukan. Sebab secara aturan lalu lintas anak di bawah umur belum ada izin berkendara sendiri,” katanya.
Karena itu perlu memberi perhatian khusus kepada anak-anak sekolah jika naik angkutan sekolah maupun membawa kendaraan sendiri. Sebab disiplin berlalu lintas harus dipatuhi guna menekan angka kecelakaan.
Kak Seto juga mengingatkan adanya kesibukan pekerjaan orangtua jangan dijadikan salah satu alasan, sehingga anak-anak diperkenankan untuk naik motor sendiri ke sekolah.
“Karena itu juga menjadi perhatian kita bersama. Sehingga anak-anak sekolah tak mengabaikan aturan lalu lintas. Untuk itu pihak terkait harus terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai ketertiban berlalu lintas,” tambahnya.
Sementara, Kabag Bin Ops Ditlantas Polda Bali AKBP Putu Gede Putra Astawa mengatakan pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang berkaitan dengan berlalu lintas di jalan raya.
Diakui mode transportasi umum di Bali sangat terbatas, sehingga orangtuanya memberikan naik motor sendiri ke sekolah. Hal ini juga menjadi salah satu faktor sehingga anak berkendara sendiri ke sekolah.
“Kami harapkan kepada orangtua membatasi untuk memberikan berkendara sendiri. Kalau belum cukup umur sebaiknya jangan diberikan naik kendaraan sendiri,” katanya.
Kegiatan Diskusi “Keselamatan Anak dalam Berkendara” bertujuan mengidentifikasi masalah dan risiko anak sebagai pengendara atau penumpang, mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi fenomena anak berkendara. Juga merumuskan langkah mitigasi risiko anak terlibat kecelakaan atau pelanggaran lalu lintas, menyusun solusi untuk memastikan keselamatan anak saat berkendara.(ist)