Diskusi ‘Nyampaht(alk)’, GPS: Jangan Musuhi Plastik tapi Harus Dikendalikan
(Baliekbis.com), Keberadaan plastik sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari cukup bergantung dengana plastik. “Karena itu plastik jangan kita musuhi tapi harus dikendalikan agar tak menimbulkan masalah,” ujar Praktisi Hukum yang juga Politisi I Gede Pasek Suardika (GPS) saat tampil sebagai pembicara pada Talkshow “Nyampaht (alk)’ yang digelar Malu Dong, pada Rabu (17/4) di Dharma Alaya Lumintang Denpasar.
Talkshow “Penanganan Masalah Sampah dari Awal hingga Akhir” digelar serangkaian perayaan 16 tahun Malu Dong yang telah berdiri sejak 2009 dibawah komando Komang Sudiarta alias Mang Bemo. Dalam talkshow hadir pula sebagai pembicara Cok. Istri Muter Handayani dari P3E Wilayah Bali Nusra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan TP PKK Provinsi Bali dr. A.A. Sagung Mas Dwipayani. Rencananya juga hadir Anggota DPR RI Nyoman Parta namun berhalangan. Acara yang diikuti sejumlah komunitas peduli sampah dan mahasiswa ini dipandu M. Ridwan.
Pasek yang mengangkat topik ‘Ampah Urus Sampah’ mengatakan sebenarnya penanganan sampah saat ini perlu lebih banyak tindakan nyata di lapangan yaitu pengolahannya. Sebab aturan tentang sampah sudah cukup banyak. “Jadi gak perlu bikin aturan baru lagi, tinggal dilaksanakan saja aturan yang sudah ada,” tegas mantan Anggota DPR RI dan DPD RI ini.
Pasek dalam diskusi mendapat banyak pertanyaan terkait sanksi sehubungan dengan terbitnya SE No. 09/2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. Menurutnya SE tidak boleh ada sanksi. “Tugas Satpol PP menegakkan Perda, jadi gak boleh menindak pelanggaran SE ini,” tegas Pasek.
Pasek justru mengingatkan adanya ancaman pidana bagi pejabat yang melanggar NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria). Terkait penanganan masalah sampah menurutnya ada tahapan yang perlu dilakukan yakni mulai dari identifikasi, edukasi, proyeksi, aksi, fasilitasi, supervisi dan evaluasi. Dengan identifikasi yang tepat maka langkah penanganannya bisa lebih baik dan berhasil.
Sementara Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan TP PKK Provinsi Bali dr. A.A. Sagung Mas Dwipayani mengatakan peran PKK sangat penting dalam mengolah sampah rumah tangga. Bahkan pengelolaan sampah rumah tangga sudah dilaksanakan dengan adanya ‘Teba Modern’. Menurutnya langkah edukasi kepada warga perlu terus ditingkatkan.
Cok. Istri Muter Handayani mengatakan untuk penanganan masalah sampah ini, Bali mendapat prioritas selain Jakarta.
Menurutnya perlu perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah. “Mestinya residu saja yang masuk TPS, sedangkan sampahnya diolah di sumber,” ungkapnya.
Sebelumnya Pendiri Komunitas Lingkungan Malu Dong, Komang Sudiarta, menegaskan pentingnya edukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan pengurangan plastik di Bali. Sebab, persoalan sampah di tidak bisa diselesaikan hanya dengan regulasi tanpa kesadaran masyarakat yang konsisten. Seharusnya diedukasi dan dibangun perilaku mentalnya.
Menurutnya, banyak kebijakan pengelolaan sampah yang berakhir stagnan karena belum menyentuh akar permasalahan, yakni mental dan perilaku masyarakat. Sudiarta dan tim Malu Dong telah aktif selama 16 tahun melakukan aksi bersih-bersih di pantai, gunung, dan desa, serta memberikan edukasi di sekolah tentang pentingnya menjaga lingkungan. Menurutnya penanganan sampah tak bisa berhenti di tahap pemilahan saja, melainkan harus dilanjutkan dengan proses yang terencana dan sistematis. (ist)
Leave a Reply