Diundang Khusus, Dr. Mangku Pastika Dampingi Ketua Umum Golkar Resmikan “Yellow Clinic”
(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mendampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hadir pada acara Pengukuhan Bakumham, BP2TKPG dan Peresmian Yellow Clinic Partai Golkar, Jumat (3/2) yang berlangsung di Wantilan DPD Partai Golkar Denpasar. Kehadiran mantan Gubernur Bali 2008-2018 itu atas undangan khusus Partai Golkar.
“Kita kehadiran tamu khusus dan kita lihat beliau membawa tanda-tanda khusus yang bisa kita bawa ke 2024 (Pemilu). Ini juga dalam rangka kembali ke ‘kawitan’,” ujar Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024 ini.
Sebelumnya Ketua DPD Golkar Bali Sugawa Korry dalam laporannya mengatakan banyak tokoh yang kini kembali ke ‘kawitan’ (Golkar). Juga hadir Anggota DPR RI dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih dan AA Bagus Adhi Mahendra Putra.
Sementara Mangku Pastika mengatakan ia hadir atas undangan Golkar yang yang selama ini konsisten mendukung pemerintah. “Dan itu baik sekali, tapi tidak sampai kehilangan kritisnya. Buktinya mereka berperan sangat signifikan terutama ketika negara mengalami kesulitan saat covid,” ujarnya.
Mangku Pastika juga merasakan kepedulian Golkar terhadap dirinya. “Saat saya terlunta-lunta dibuang orang kan ada yang mungut (Golkar). Kita tidak boleh lupa itu. Dulu Golkar sebelum jadi partai kan ABG (ABRI-Birokrat- Golongan Kekaryaan). Sebagai anggota ABRI dulu kan mempunyai dwi fungsi. Kita semua anggota Golkar waktu itu. Tapi setelah reformasi, sebagai anggota ABRI yang aktif tidak boleh lagi,” jelas Jendral bintang 3 (Purn.) Polri ini.
Ditanya bagaimana kalau nantinya diminta ikut jadi pengurus (Wanhat-Dewan Penasehat), Mangku Pastika menegaskan sebagai anggota DPD, ia tidak boleh jadi pengurus partai. “Setelahnya mau jadi apa saja boleh. Tapi saya lihat jadi wartawan itu lebih baik, kan bisa bebas tanya ini, tanya itu,” ujar Mangku Pastika sambil tertawa.
Ditanya soal bandara di Bali Utara (Buleleng), ia berharap hal itu bisa terwujud. Karena di tahun-tahun mendatang, bandara (baru) sudah sangat dibutuhkan. “Sekarang saja kalau kita mau berangkat misalnya ke Jakarta, di Ngurah Rai pesawat itu antrinya bisa setengah jam sampai satu jam. Ini kan berat ke depannya. 2027 ya bisa macet total. Apalagi membangun bandara kan gak sehari, dua hari. minimal 5 tahun. Jadi sudah harus disiapkan dari sekarang,” jelasnya.
Pembangunan bandara juga bukan hanya sekadar airport tapi aerocity. Bisa jadi tempat reparasi pesawat. “Ya dari situ duitnya bukan hanya dari penumpang. Jadi tempat reparasi pesawat-pesawat dunia sehingga lebih realistis,” ujarnya. (bas)