Dosen BK Perlu Banyak Melakukan Penyuluhan
(Baliekbis.com), Sebagai dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP PGRI Bali pada Program Bimbingan dan Konseling (BK) tidak henti-hentinya melakukan penyuluhan mengenai HIV/AIDS. Penyuluhan HIV/AIDS bisa dilakukan lewat seminar, penelitian maupun pelatihan. “Selain itu, bagi dosen BK bisa menggandeng institusi terkait untuk ikut melakukan sosialisasi penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS,” ujar Dr. A.A. Ngurah Adhiputra,MPd., Jumat (28/7/2017).
Dikatakan, layanan BK sebenanya lebih banyak melakukan komunikasi untuk bisa mengidentifikasi atau mendiagnosa permasalahan yang dihadapi para penderita HIV/AIDS. Karena hubungan BK dengan penderita HIV/AIDS adalah sifatnya menolong atau memberikan banyak masukan yang positif. “Karena para penderita HIV/AIDS cepat mengalami tekanan batin (stres) dan bisa mengakibatkan kehilangan nyawa (meninggal),”ucapnya. Lebih lanjut, kasus HIV/AIDS banyak ditemukan pada kelompok prilaku berisiko tinggi yang dimarginalkan seperti perempuan pekerja seks (PSK), laki-laki pekerja seks (LSK), hubungan sesama jenis (homoseks), lesbi maupun waria penjual seks. “Oleh karena itu untuk program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS memerlukan pertimbangan keagamaan, adat-istiadat dan norma masyarakat disamping pertimbangan kesehatan,” terangnya.
Menurut Adhiputra, sasaran layanan BK pada penderita HIV/AIDS adalah pencegahan dan penangulangan untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran HIV/AIDS. Karena virus HIV/AIDS cepat sekali menular, maka hindari kasus beresiko tinggi seperti gonta-ganti pasangan (seks bebas). Layanan BK ini penting bagi para penderita HIV/AIDS untuk bisa meningkatkan kualitas hidupnya. “Selain itu, obat untuk penderita HIV/AIDS hingga kini belum ada, hanya melalui komunikasi dan menyarankan untuk rutin berobat pencegahan dini untuk mengatasi penderita HIV/AIDS agar hidupnya lebih panjang,” imbuhnya. Ditambahkan, mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS agar tidak meningkat adalah tanggungjawab semua pihak. “Lingkungan tempat tinggal agar tetap bersih dan terhindar dari maraknya prostitusi seks. Karena penderita HIV/AIDS waktu hidupnya tidak akan bisa bertahan lama, dan bila ada saudara, kerabat atau teman yang terkena HIV/AID jangan pernah dikucilkan dengan tujuan agar hidupnya bisa lebih lama. (sus)