Dosen UPMI Rilis Buku, Konseling Berbasis Nilai Etis Spiritual Dwijendra
(Baliekbis.com), Dosen Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Dr Roro Dwi Umi Badriyah MP, d Kons baru-baru ini merilis buku berjudul “Konseling Berbasis Nilai Etis Spiritual Dwijendra”.
Buku yang diirilis ini merupakan hasil penelitian yang mengarah pada dunia pendidikan terlebih pada pendidikan karakter yang sesuai dengan budaya Bali.
“Itupun karena saking cintanya dengan Tanah Bali, dan seisinya,” kata Roro Dwi Umi Badriyah, Selasa (4/3/2025) yang baru pertama kali bisa merilis sebuah buku.
Sembari menyampaikan, buku yang dirilis pertama kali ini bisa dibilang membuat sebuah inovasi dalam dunia pendidikan Bimbingan dan konseling yang berakar dari keunikan dan kekhasan budaya Bali yang sesuai dengan semboyan leluhur Bali yaitu “Miksatam.Jagadita, Iaca ici Darma.
Dalam inovasi Konseling Indigenous ini lebih mengangkat nilai etis spriritual tokoh dwijendra yang sarat dengan nilai hidup yang menjadi sebuah keniscayaan umat Hindu Bali.
“Nilai yang terkadung lebih mengarah pada kearifan lokal (local Genius), dan khas budaya Bali,” terangnya.
Roro Dwi Umi Badriyah menjelaskan, struktur nilai alamiah yang terungkap dalam wawasan kata, dan tindakan yang di landasi oleh beragam bentuk upacara adat menjadikan nilai etis spiritual Dwijendra sarat dengan filosofi makna, serta keyakinan.
Prespektif ini sesungguhnya mengungkap intisari indegenitas budaya, yang dalam kontek latar belakang sejarah pendekatan Indigenous dalam psikologi dapat di hubungkan dengan realita umat manusia sebagai bagian dari lingkungan sosio kultural.
Upaya untuk memahami dan memutuskan perilaku dan produktivitas manusia, maka amatlah penting menempatkan aspek sosial kultural dalam konteks desh (tempat), Kala (waktu), dan patra (orang).
“Dengan demikian faktor pertama dan utama dalam psikologi indegenous adalah reaksi terhadap kecenderungan etnisentris pola pikir ( mainstream), dan ikatan budaya dan karakter budaya,” jelasnya.
Sembari menambahkan, Konseling berbasis budaya ini di persembahkan untuk masyarakat Bali agar dapat menjaga, yang namanya Ajeg Bali di dunia konseling.
Pendekatan ini secara dengan inovasi yang telah di buat oleh negara tetangga seperti konsep Anasaki di India, konsep Amae di Jepang dan konsep Jung di Korea.
“Semoga nilai etis spiritual Dwijendra dapat di serap ke dalam Bimbingan dan konseling, dan juga diserap nilai kearifan lokal yang bersumber dari keyakinan agama Hindu Bali,” pungkasnya. SUS
Leave a Reply