Dr. Diah Werdhi Srikandi: Ribuan Warga Bali Terjerat Bahaya Laten Narkoba dan HIV/AIDS
(Baliekbis.com),Dalam rangka HUT ke-47, DPD PDI Perjuangan menggelar sosialisasi bahaya laten Narkoba dan HIV/AIDS, Sabtu (7/3/2020) di Aula Kantor DPD PDI Perjuangan Bali. Kegiatan tersebut dinilai penting karena menyangkut masa depan generasi muda penerus bangsa.
“Masalah ini bukan soal angka, data dan jumlah semata. Ini lebih menyangkut tentang kepedulian dan keberpihakan kita pada generasi muda dan nasib bangsa kita secara menyeluruh ke masa depan,” ujar Dr. Diah Werdhi Srikandi, Koordinator Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS ketika ditemui saat persiapan penyelenggaraan sosialisasi di Denpasar, Jumat (6/3/2020).
Karena mirisnya keadaan akan bahaya Narkoba dan HIV/AIDS di Bali, sambung Diah Werdhi maka PDI Perjuangan menganggap sangat penting dan strategis untuk masa depan, maka digelar sosialisasi tentang Bahaya HIV/AIDS dan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ini serentak di seluruh Bali.
“Kegiatan ini untuk membangun kesadaran bersama (communal awareness) bagi langkah-langkah antisipatif, promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang harus diselenggarakan karena tampaknya Bali sudah makin mendekati tahap darurat bahaya Narkoba dan HIV/AIDS,” pungkas Diah Werdhi Srikandi.
Dalam kegiatan tersebut pihaknya akan mengundang narasumber yang berkompeten dari BNN (Badan Narkotika Nasional) Provinsi Bali, dari Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali serta dihadiri istri Gubernur Bali, Putri Suastini Koster.
“Diharapkan sosialisasi ini bisa mengupas tuntas permasalahan yang ada, sekaligus memberikan beberapa alternatif solusinya. Jangan hanya kasus virus Corona saja yang mengundang histeria massa, dan mengharu biru perasaan kita, tetapi bahaya HIV/ AIDS dan Narkoba adalah bahaya laten,” tambah Diah.
Dikatakan bahaya HIV/AIDS dan bahaya Narkoba adalah bahaya laten, yang kadang terlihat hanya puncak gunung es semata dari keseluruhan permasalahan yang ada, dan harus menjadi kepedulian kita bersama untuk mengatasinya, secara bersama-sama dan berkesinambungan. “Sehingga dapat diharapkan Indonesia akan tetap Solid Bergerak Mewujudkan Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi,” ujarnya mengakhiri penjelasannya.
Sementara itu berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebanyak 22.034 penderita HIV/AIDS angka tertinggi dari prilaku menyimpang heteroseksualitas dengan angka 8.958 orang. Selanjutnya penganut homoseksualitas sebanyak 3.217. Penyakit ini lebih banyak mengenai di usia produktif yakni umur 20-29 tahun yakni sebanyak 4.962.
Penyakit ini mengalami persebaran yang hampir merata di 9 kabupaten/kota di Bali. Tidak ada kabupaten/ kota yang steril dan terbebas dari kasus HIV/ AIDS ini.
Sedangkan khusus di Bali, sebanyak 50.539 pecandu narkoba. Pencandu rata-rata dari kalangan pelajar, mahasiswa sampai profesional dari kalangan PNS/ASN sampai dengan Polri, petani, swasta, pengangguran hingga ibu rumah tangga. (ist)