Dr. Mangku Pastika Apresiasi Minat Generasi Muda Pertahankan Lukisan Kamasan
Lukisan gaya Kamasan tetap menarik dan diminati karena bisa mempertahankan pakem atau gaya klasiknya secara turun-temurun sehingga membuatnya semakin unik.
(Baliekbis.com), Meski tak seperti dulu ketika sebelum pandemi Covid-19, namun lukisan Kamasan tetap diminati berbagai kalangan. Bahkan generasi muda banyak yang menekuni seni lukis yang sudah mendunia itu.
“Yang membanggakan minat anak-anak melukis sangat tinggi, meski tak seperti tahun 80-an,” ujar pengelola Sanggar Lukis Wayang Tradisional Wasundari Banjar Sangging Kamasan Klungkung Wayan Sri Wedari saat acara reses Anggota Komite II DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M., Senin (2/5).
Reses mengangkat tema “Membangun Generasi Muda Cinta Seni dan Budaya” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Dalam reses tersebut Mangku Pastika menyerahkan bantuan perlengkapan belajar anak-anak sanggar antara lain meja, kursi dan alat tulis serta bingkisan paket sembako.
Sri Wedari mengaku sangat mengapresiasi kepedulian mantan Gubernur Bali dua periode itu yang peduli dengan pendidikan khususnya sanggar lukis. “Dulu juga sudah dibantu. Sekarang karena peralatan belajar banyak yang rusak kami dibantu lagi,” ujar Sri Wedari.
Dikatakan sanggar ini telah berdiri sejak tahun 1972. Banyak seniman lukis yang dilahirkan dari sanggar ini. “Lukisan Kamasan warisan leluhur yang wajib untuk dijaga agar tak punah. Lukisan Kamasan juga sebagai penghidupan masyarakat. Dan anak-anak bisa lanjutkan sekolah dari hasil melukis,” jelasnya.
Mangku Pastika mengaku kagum dengan lukisan Kamasan yang penuh filsafat dan tak pernah kehilangan ciri khas serta punya pakem. “Saya sangat apresiasi keteguhan dan semangat warga untuk mempertahankan model lukisan Kamasan ini yang tidak ada di tempat lain. Ini khas, apalagi secara sistematik mendidik anak anak dan tidak komersial,” ujarnya.
Mangku Pastika yang mengaku suka lukisan meski tak bisa melukis menambahkan kualitas lukisan Kamasan ini luar biasa, detil dan warnanya bagus. Karena itu diminta kekhasan dengan karakter pewayangan ini jangan sampai hilang.
Di sisi lain juga diingatkan pentingnya narasi yang menceritakan tentang sebuah karya (produk) agar bisa (lebih) menjadi daya tarik. “Saya saat jadi Kapolda Papua, pernah menjual lukisan Kamasan. Karena narasinya, maka lukisan yang saya lelang laku mahal. Jadi orang tertarik beli karena ceritanya. Jadi selain kualitas, penting juga ada ceritanya, ada rohnya. Orang sekarang ini jualannya narasi, kata-kata dan cerita,” jelas mantan Kapolda Bali ini. (bas)