Dr. Mangku Pastika Dorong Anak Muda Jadi Pahlawan Lingkungan
Orang berulang kali ke Bali karena merasa nyaman, lingkungannya yang hijau dan menyejukkan. Ini tidak terlepas karena Bali menjaga alam dan lingkungannya dengan baik. Bali bahkan punya hari khusus untuk merayakan tanaman. Bahkan ada kewajiban bagi warga untuk menanam 10 pohon ketika menebang 1.
(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengatakan Lingkungan hidup harus dijaga dan dibela agar tetap lestari. Ini untuk mencegah kerusakan alam karena manusia tidak pernah merasa cukup. Jadi keterlibatan siswa, anak muda dalam menjaga dan merawat lingkungan ini sangat penting untuk menjaga alam ini.
“Saya harap mereka bisa menjadi pahlawan lingkungan, menjadi cahaya bangsa ‘the light of the nation’. Kegiatan ini sangat penting, pewaris bumi ini kan anak-anak muda ini. Jika mereka acuh tak acuh kepada lingkungan maka bahaya,” ujar Mangku Pastika saat kegiatan Kundapil, Kamis (6/6) bertempat di Kebun ALC Jalan Cekomaria, Denpasar.
Kundapil dengan tema “Pemanfaatan Eco Enzym sebagai Refleksi Peduli Lingkungan” yang diikuti puluhan siswa dan guru Cahaya Bangsa Classical School, Bandung dan aktivis lingkungan
dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Hadir sebagai narasumber Gus Norma dan Weda Sugama dari
Yayasan Bersih Bersih Bali.
Menurut Gus Norma peserta diberikan edukasi tentang pembuatan eco enzyme, tempe, biopori dan pemanfaatan sampah. Rekannya Weda Sugama menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan dengan produk-produk organik.
Di sisi lain Mangku Pastika memuji dukungan
komunitas eco enzyme yang berpartisipasi menjaga lingkungan, bukan hanya lingkungan Bali juga nasional. “Workshop ini dihadirkan untuk belajar membuat eco enzyme bahkan ada praktek bikin tempe dan sebagainya. Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia serta hari Lahir Bung Karno, proklamator kita. Mudah-mudahan acara hari ini memberi makna yang mendalam dan berarti bagi lingkungan hidup sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana,” pesan mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Kepala Cahaya Bangsa Classical School, Bandung Abednego Abraham mengaku sangat bersyukur karena diijinkan membawa siswa belajar di ALC ini. “Saya ingin anak-anak belajar mencintai lingkungan, lebih peduli terhadap lingkungan demi kebaikan bersama. kami belajar banyak di tempat ini, bagaimana pentingnya menjaga lingkungan dengan eco enzyme, membuat biopori dll.,” ujarnya.
Ia berharap ketika kembali ke Bandung, siswanya bisa cerita ke orangtuanya, mereka bisa buat eco enzyme dan di rumahnya bisa buat biopori supaya tidak banjir. “Di sekolah memang belum ada kegiatan seperti ini. Mungkin bisa terintegrasi di kelas biologi, prakteknya mungkin di lab atau kebun sekolah,” tambahnya seraya menjelaskan sekolah yang dipimpinnya memiliki motto ‘Learning for a Lifetime’ yang artinya pembelajaran itu tidak berhenti ketika lulus sekolah tapi sampai akhir hayat harus terus belajar.
Abednego menambahkan ia bersama guru dan puluhan siswa ingin belajar dan berkontribusi dengan lingkungan. “Jadi kita ke Bali ingin belajar sambil jalan-jalan,” ujarnya. Dalam diskusi, siswa mengaku senang karena kalau sebelumnya tak mengenal eco enzyme, setelah ikut workshop ini jadi paham dan mereka ingin berbuat sekecil apapun untuk menjaga lingkungan. (bas)