Dr. Mangku Pastika Dorong KMHDI Terus Mengisi Kemampuan agar Bisa Ikuti Globalisasi
(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. memuji semangat anak muda (KMHDI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) yang peduli dengan pembangunan dan mengembangkan
organisasi untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Dengan berorganisasi kita banyak bisa menyampaikan sesuatu, gagasan dengan perbanyak diskusi. Generasi sekarang banyak yang malas berorganisasi sehingga gak bisa ngomong,” ungkap Mangku Pastika saat bincang santai dalam rangka reses dengan pengurus Prajaniti dan KMHDI Bali, Jumat (1/4) di ALC (Agro Learning Center) Cekomaria Denpasar.
Dalam reses mengangkat tema “Memantapkan Kiprah Pemuda Hindu dalam Era Glokalisasi” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja mengungkap sejumlah masalah urgen mulai SDM hingga infrastruktur yang terjadi saat ini.
Dalam paparannya, Mangku Pastika mengajak KMHDI sebagai anak muda intelektual harus banyak belajar dan terus mengembangkan organisasi ini. “Isi kemampuan agar bisa ikuti globalisasi dan glokalisasi. Jangan pernah berhenti belajar dan teruslah beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Jangan suruh situasi yang berubah, tapi kitalah yang berubah,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode yang banyak melahirkan program peduli rakyat seperti Simantri, bedah rumah dan Bali Mandara ini.
Mangku Pastika juga minta KMHDI bisa menjadikan wadah ini menarik dan membuat program-program yang bermanfaat bagi generasi muda.
Sementara Sekretaris DPD Prajaniti Bali Made Dwija Suastana mengatakan di tengah glokalisasi ini generasi muda harus terus mengisi kemampuan dan memperkuat diri namun tetap menjaga jati diri. “Perlu tingkatkan daya saing dengan terus menambah keterampilan,” tambahnya.
Ketua KMHDI Bali Putu Esa Purwita mengatakan
tantangan pemuda (Hindu) sangat besar. Untuk itu perlu menyiapkan SDM yang punya mental tinggi dan tidak gengsi. Esa juga menyoroti pembangunan yang dominan ke infrastruktur sementara pendidikan masih belum optimal. “Masih ada kesan sekolah mahal,” tambah Sekretaris KMHDI Novi. (bas)