Dr. Mangku Pastika, M.M. Diundang Jadi Pembicara pada Forum Keharmonisan Peradaban Dunia Ke-1
(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. diundang untuk menghadiri sekaligus menjadi pembicara pada Forum Keharmonisan Peradaban Dunia Ke-1 dan Forum Peradaban Dunia Nishan Ke-10 – Sub-Forum Indonesia yang akan digelar pada 15 Juni 2024 di Nusa Dua, Bali.
Hal itu terungkap pada Audiensi Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok bersama Yayasan Prajna Harmonis yang diketuai Kasino didampingi sejumlah pengurus di Kantor DPD RI Perwakilan Bali, Renon, Jumat (19/4).
Penyelenggara Forum Harmoni Peradaban Dunia yakni Yayasan Indonesia Prajna Harmony Culture, Yayasan Wahid, Ikatan Persahabatan Indonesia-Tiongkok dan Nishan World Centre for Confucian Studies (Yayasan Konfusius Tiongkok).
Tema Forum “Membangun Jalan Menuju Hidup Berdampingan yang Harmonis” dengan tujuan:
1. Meningkatkan pemahaman terhadap filosofi dan pengalaman harmonisasi Indonesia;
2. Menumbuhkan saling pengertian dan kerjasama demi perdamaian dan keharmonisan;
3. Mengumpulkan para pemikir dan aktor pembangunan perdamaian dari berbagai latar belakang untuk terlibat dialog yang bermakna dan berwawasan luas;
4. Untuk menciptakan platform yang hangat dan hidup untuk bertukar ide, memperluas perspektif,
dan membawa kejernihan dan kedamaian bagi banyak pikiran dan hati;
5. Mengatasi benturan peradaban dan membina hubungan harmonis antar umat manusia
peradaban;
6. Untuk membangun jalur menuju hidup berdampingan secara harmonis dan berkontribusi pada keberlanjutan dan kemajuan umat manusia di dunia saat ini.
Kasino pada audiensi tersebut mengharapkan Mangku Pastika menjadi salah satu pembicara pada forum yang diikuti sekitar 300 peserta dari Tiongkok, Malaysia dan Singapura serta Indonesia.
“Sebanyak 20 tokoh dari berbagai latar belakang akan menjadi pembicara pada ajang yang membahas peradaban untuk keharmonisan ini,” ujar Kasino.
Dijelaskan Yayasan Prajna Harmonis berdiri sejak tahun 2010 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan
Riau dengan tujuan mengembangkan Budaya Keharmonisan dan mendorong dialog antarbudaya dan peradaban untuk turut berkontribusi bagi kelangsungan dan keharmonisan kehidupan umat manusia.
“Kami aktif mengembangkan kegiatan di bidang pertukaran budaya dan dialog peradaban, pendidikan karakter dan moral etika serta pelayanan sosial di bidang pengobatan tradisional,” jelasnya.
Mangku Pastika dalam audiensi tersebut mengatakan Bali dengan konsep Tri Hita Karana-nya sangat menjaga kelestarian alam semesta untuk terciptanya keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
“Tri Hita Karana yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan telah menjadi keseharian dalam kehidupan masyarakat,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Tidak itu saja, masyarakat Bali (Hindu) juga meyakini ‘rwa bhineda” dimana ada perbedaan antara baik-buruk, tinggi-rendah, kaya-miskin, dll. yang mirip dengan ‘im dan yang’. “Nyepi setahun sekali di Bali juga sebagai implementasi menjaga keharmonisan itu. Harmoni itu keseimbangan,” jelas Mangku Pastika didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Karena itu pula Bali yang mengandalkan pariwisata ke depannya sangat berharap terwujudnya quality tourism, turis yang mau peduli dengan lingkungan bukan yang datang hanya untuk hura-hura. (bas)