Dr. Mangku Pastika, M.M.: Keberadaan UPTD Balai Inseminasi Buatan Daerah Strategis Dukung Pengembangan Sapi Bali
(Baliekbis.com), Permintaan sapi Bali sangat tinggi dan sampai saat ini belum bisa terpenuhi. Bahkan sapi Bali jadi andalan ekspor.
“Karena itu keberadaan UPTD Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Baturiti, Tabanan ini sangat strategis dalam upaya pembibitan dan pengembangan sapi. Ada permintaan satu juta sapi per tahunnya,” ujar Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat kunjungan kerja (kunker) terkait dengan rencana “Perubahan UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan”, Selasa (11/5) di Kantor UPTD Balai Inseminasi Buatan Daerah ( BIBD), Baturiti, Tabanan.
Kunker dalam rangka penyerapan aspirasi yang berlangsung secara vidcon dari UPTD BIBD Baturiti Tabanan dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara menghadirkan narasumber Kepala UPTD Bali Inseminasi Buatan Daerah Drh. Jose Manuel OA Sarmento, Kepala UPTD Pembibitan Ternak, Hijauan dan Pakan Ternak Putu Masdika, AAG Candra Wirabrata selaku Penyuluh Perikanan Denpasar dan LK Sukarmi Penyuluh Dinas Pertanian Denpasar.
Pada intinya para narasumber mengharapkan Mangku Pastika selaku senator asal Bali bisa membantu memfasilitasi kendala yang dihadapi dalam pengembangan ternak yang menjadi andalan masyarakat.
Di awal paparannya Mangku Pastika mengaku ketika menjabat Gubernur Bali sejak 2008-2018 beberapa kali datang ke UPT ini yang dinilai sebagai tempat yang sangat menarik dan strategis dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. “Bahkan Wapres memberi perhatian kepada UPTD ini,” jelasnya. Sebab keberadaan sapi Bali ini strategis bahkan jadi salah satu andalan ekspor. “Mentan bahkan minta sapi dari Bali 1 juta ekor/tahun. Jadi dengan adanya UPTD BIBD ini upaya pengembangan sapi sangat dimungkinkan lebih cepat dan bisa memenuhi permintaan,” tambah mantan Kapolda Bali ini.
Pasalnya di UPTD yang memiliki belasan induk sapi jantan yang beratnya rata-rata di atas 600 kg mampu memproduksi sperma yang bisa menghasilkan ratusan ribu ternak melalui inseminasi buatan (IB). “Jadi kalau kita tak cepat cepat memanfaatkan potensi ini maka akan tertinggal, sebab orang lain yang akan mengambil peluangnya,” jelas Mangku Pastika.
Di sisi lain terkait peran penyuluh pertanian, Mangku Pastika menilai sangat penting dalam mendukung kemajuan pertanian. Apalagi lahan di Bali sejatinya masih cukup luas. “Karena itu guna mencapai swasembada dan ketahanan pangan, maka UU 16/2006 akan direvisi karena dinilai sudah tak relevan. Jadi perlu masukan apa yang menjadi kendala dan kebutuhan di lapangan,” tambahnya.
Kepala UPTD Bali Inseminasi Buatan Daerah Drh. Jose Manuel OA Sarmento mengatakan produksi UPTD cukup tinggi. Tahun 2020 mampu menghasilkan 100 ribu lebih dosis untuk keperluan IB. Ke depannya ia berharap ada pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan inseminator yang juga di lapangan kerap memberi penyuluhan. Jose menjelaskan kualitas sperma, kondisi sapi betina dan deteksi birahi berpengaruh pada kualitas anak sapi yang dihasilkan selain kemampuan inseminator (penyuluh).
Sedangkan Putu Masdika selaku Kepala UPTD Pembibitan Ternak, Hijauan dan Pakan Ternak berharap ada dukungan kandang. “Kita juga mengembangkan babi, itik, ayam selain sapi dan kambing. Namun masih terbatas kandang,” jelas seraya berharap Mangku Pastika bisa membantu agar usulan bisa direalisasikan pusat.
Demikian pula penyuluh LK Sukarmi dan Candra Wirabrata berharap ada peningkatkan kompetensi penyuluh dengan pelatihan-pelatihan yang belakangan ini dirasakan kurang. (bas)