Dr. Mangku Pastika Puji TPS-3R Desa Baktiseraga Sukses Kelola Sampah
(Baliekbis.com), TPS-3R Desa Baktiseraga Buleleng sukses mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik (kompos). Penjualan kompos ini menjadi salah satu andalan bagi BUMDes setempat yang dipimpin I Made Artawan.
“Kami bahkan kekurangan bahan baku dan semua pupuk yang dihasilkan habis terjual,” ungkap Artawan saat menerima kunjungan reses Anggota Komite IV DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M.
yang mengusung tema “Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber”, Jumat (3/3) di lokasi TPS.
Selain berhasil mengolah sampah, pihaknya juga mengembangkan ternak kambing untuk dimanfaatkan kotorannya sebagai campuran pembuatan pupuk. “Saat ini baru ada 14 ekor kambing,” jelasnya seraya menambahkan dari pengolahan sampah tersebut, pihaknya bisa menghasilkan sekitar 3 ton kompos per bulannya.
“Kompos yang dikemas dalam kantong 25 kg dijual Rp15 ribu. Semuanya terserap oleh petani di sini,” ujarnya. Perbekel Baktiseraga Gusti Putu Armaba menambahkan jumlah warganya 7.200 lebih menghasilkan sampah cukup besar terlebih saat hari raya.
Untuk menjemput sampah, tiap rumah tangga dikenakan biaya Rp30/bulan. Sampah yang diangkut sudah dipilah. “Kalau belum dipilah tidak diangkut, demikian pula yang tidak bayar sampahnya tidak diangkut petugas,” ujarnya.
Armaba menambahkan BUMDes Kartika Lestari Desa Baktiseraga yang kini asetnya Rp2 miliar lebih mengelola sejumlah unit usaha di antaranya simpan pinjam, penyediaan air minum, perdagangan dan usaha pengolahan sampah -TPS-3R (Pengolahan Sampah-Reduce Reuse, Recycle).
Menurut Armaba, sampah merupakan masalah klasik yang sebenarnya tidak sulit mengatasinya. Dengan diatur sampah bisa selesai di rumah tangga. Ia mencontohkan dalam hal BAB (Buang Air Besar) kalau sembarang akan bermasalah bagi lingkungan. Tapi kalau ada WC tidak akan menimbulkan masalah.
Mendengar penjelasan tersebut, Mangku Pastika mengaku salut dengan langkah yang dilakukan pihak desa mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat. Tempat pengolahan ini juga bersih dan tidak berbau.
“Ini sangat bagus, apalagi diintegrasikan dengan pemeliharaan ternak kambing sehingga hasilnya lebih baik karena semua bahan baku dihasilkan sendiri. Saat saya Gubernur, semua sampah pohon di kantor diolah jadi kompos,” ungkap Mangku Pastika didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Mangku Pastika menambahkan pola yang dikembangkan TPS mirip dengan program Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) yang memanfaatkan limbah ternak sapi untuk pembuatan kompos yang sangat membantu petani untuk menyuburkan lahannya secara organik.
“Dimana pun kita berada harus bisa memberi value added. Saya ada lahan, kalau punya ide mengembangkannya agar produktif hubungi saya,” ujarnya.
Keberhasilan Desa Baktiseraga mengolah sampah mendapat perhatian berbagai pihak termasuk kalangan mahasiswa yang melakukan penelitian tentang sampah di TPS-3R. (bas)