Dr. Nyoman Sugawa Korry Bahas Pendangkalan Saluran Irigasi Bersama Subak Tegallenge Seririt
(Baliekbis.com), Dalam kunjungannya menghadiri piodalan di Pura Desa Tegallenge, Dr. Nyoman Sugawa Korry berkesempatan berdialog dengan para klian subak dan mendengar aspirasi masyarakat desa adat Tegallenge, Seririt. Warga subak telah mengeluhkan pendangkalan saluran irigasi yang melayani subak Tegallenge, Kalisada, Banjar Asem, dan subak lainnya sejak tahun 2020 kepada pemerintah kabupaten dan provinsi, namun hingga kini belum ada tindakan nyata. Pendangkalan tersebut memengaruhi sekitar 200 hektar sawah dan 400 kepala keluarga yang bergantung pada sektor pertanian.
Pendangkalan ini mengakibatkan subak-subak tersebut hanya mampu panen sekali setahun, padahal sebelumnya bisa mencapai dua hingga tiga kali panen per tahun. Pada tahun 2020, pernah ada bantuan alat pengeruk, namun dihentikan karena pandemi COVID-19 dan hingga kini tidak ada kelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Klian Subak Tegallenge dan dibenarkan oleh Klian Adat Tegallenge. Khusus di Subak Tegallenge sendiri, terdapat 60 hektar lahan sawah yang terdampak.
Dr. Nyoman Sugawa Korry mengharapkan pemerintah kabupaten berkoordinasi dengan provinsi dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali untuk segera menangani masalah ini, mengingat pentingnya pengairan bagi kehidupan para petani di subak-subak tersebut. “Dalam waktu dekat, saya juga akan mengadakan kunjungan kerja dengan mengundang pihak-pihak terkait agar masalah ini segera diatasi,” ujarnya.
Dr. Nyoman Sugawa Korry sebelumnya telah berhasil menangani berbagai permasalahan secara terkoordinasi, seperti penanganan banjir di Desa Tinge Tinge, pembangunan kembali Pasar Seririt, pembangunan jembatan yang menghubungkan Pujungan dengan Desa Umejero, pembangunan Monumen Perang Jagaraga, dan pembangunan SMKN 1 Banjar di Desa Gobleg.
Dengan adanya perhatian dan koordinasi yang baik, diharapkan masalah pendangkalan saluran irigasi ini dapat segera teratasi demi kesejahteraan para petani di Seririt.