Dua Dekade ITB STIKOM Bali Bersama Tulus, Menjawab Tantangan Fenomena Terbalik di Era Digital
(Baliekbis.com), Rektor lnstitut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan, saat ini telah terjadi fenomena terbalik di tengah masyarakat sebagai akibat perkembangan teknologi informasi atau era digitalisasi. Menurut Dadang Hermawan, digitalisasi telah merambah ke segala lini dari lingkup yang kecil hingga yang besar. Peran ITB STIKOM Bali dalam menjawab tantangan perubahan zaman adalah melahirkan SDM yang memiliki keahlian di bidang digital.
“Saat ini telah terjadi fenomena terbalik, kalau dulu SDM yang dibutuhkan dunia kerja cenderung bersifat administratif, sedangkan kemampuan digital mengikuti sesudahnya, kini fenomena itu sudah berubah. Banyak perusahaan besar hingga multinasional mencari tenaga kerja berbasis kemampuan di bidang IT. Kalau sekarang dicari Sarjana IT barulah dilatih kemampuan lain seperti marketing atau administrasi lainnya. Karena sekarang semuanya mengandalkan IT, hampir di semua sektor kehidupan,” jelas Dadang Hermawan di sela acara Dua Dekade ITB STIKOMBali di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (13/8/2022) malam.
Dadang Hermawan yang didampingi Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak., Sekretaris Yayasan WDS Denpasar Lilis Yuningsih, S.H., M.Kom, Wakil Rektor II Dr. Ni Luh Putri Srinadi, M.Kom., dan Wakil Rektor III Made Sarjana, S.E., M.M. mengatakan, selama 20 tahun terakhir, ITB STIKOM Bali telah melahirkan lebih dari 9.000 sarjana di bidang teknologi informasi. Ribuan alumni ITB STIKOM Bali itu punya peran penting dalam membangun kehidupan masyarakat yang telah beralih ke digital. Menurutnya, ITB STIKOM Bali menjadi solusi menjawab tantangan fenomena terbalik di era digital ini.“Kami terus mengembangkan diri, mengembangkan kurikulum untuk selalu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat,” ujarnya.
Lebih jauh Dadang Hermawan menjelaskan bahwa Dua Dekade ITB STIKOM Bali mengusung tagline “Mengabdi untuk Negeri dari Negeri” dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal melalui dunia pendidikan tinggi. “Dari generasi sekarang ini, kelak akan menjadi pimpinan di masa depan. Sepuluh atau dua puluh tahun lagi mereka-lah yang akan jadi lakon untuk negeri kita,” kata Dadang Hermawan.
Dies Natalis yang mengangkat tagline ‘Mengabdi untuk Negeri dari Negeri’ itu, memberikan penekanan pada perjalanan ITB STIKOM Bali yang sesuai dengan track perkembangan zaman digital. Puncak acara Dies Natalis XX ITB STIKOM Bali yang diisi dengan penampilan artis nasional Tulus ini menurut Dadang Hermawan untuk memberikan hiburan kepada civitas akademika dan masyarakat umum. Sebelum penampilan Tulus, Pembina Yayasan WDS Denpasar Prof. Dr. I Made Bandem, M.A. memotong Tumpeng HUT XX ITB STIKOM Bali kemudian memberikan kepada Rektor Dr. Dadang Hermawan disaksikan pengurus yayasan, wakil rektor dan Sekjen Aptikom Prof. Achmad Benny Mutiara serta penasihat Coris Dr. Djoko Soetrano, DEA yang juga dosen Binus University Jakarta.
Seperti disaksikan malam itu, Tulus, sebagai penyanyi dan penulis lagu dengan karya-karyanya yang fenomenal, tampil mengguncang panggung di Pantai Pandawa. Lagu-lagu yang populer di kalangan anak muda masa kini, mampu menghanyutkan suasana ribuan penonton yang memadati area terbuka kawasan Pantai Pandawa. Tulus mengawali penampilannya dengan membawakan lagu berjudul Satu Kali dan spontan mengundang sorak penonton yang mulai riuh bersahutan.
Lagu kedua yang berjudul Ruang Sendiri, ternyata juga mampu membius ribuan penonton yang hadir. Sayup-sayup terdengar dari suara penonton yang ikut menirukan bait-bait lagu yang dilantunkan Tulus. Usai penampilan pada lagu kedua, Tulus kemudian menyempatkan diri untuk menyapa penonton. Pada kesempatan itu, dirinya mengaku sangat senang bisa tampil kembali di Bali.
“Selamat malam teman-teman, perkenalkan nama saya Tulus, saya adalah seorang penyanyi dan penulis lagu. Bisa dilihat betapa lebarnya senyum saya hari ini. Karena saya sangat bahagia ketemu kembali dengan teman-teman semua. Teman-teman juga senang ketemu saya ya?” katanya saat menyapa penonton dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu ketiga, dengan judul Kelana.
Suasana semakin riuh, saat Tulus membawakan lagu berjudul Monokrom. Tentu lagu yang mengangkat cerita yang orang-orang tidak sadar ada, tapi sebenarnya sudah ada dari dulu ini, mampu menghidupkan suasana. Kawasan Pantai Pandawa yang biasanya terdengar hempasan ombak Samudra Hindia ini, bungkam dengan suara penonton yang ikut mengiringi lantunan lagu Tulus. Penampilan Tulus kemudian dilanjutkan dengan lagu berjudul “Labirin”, “Nala”, “Diri”, “Sepatu”, “Sewindu”, “Hati-hati di Jalan”, dan ditutup dengan lagu berjudul “Tujuh Belas”. Pada puncak peringatan hari jadi ITB STIKOM Bali yang ke 20 tahun ini, sejak sore, pintu gerbang menuju akses pantai Pandawa macet total karena pada waktu bersamaan ribuan penonton menuju Pantai Pandawa. (ist)