Dukung Denpasar Smart City, Developer Lokal Harus Kembangkan Aplikasi
(Baliekbis.com), Peran lebih aktif dari perusahaan pengembang atau developer teknologi dan aplikasi smart city sangat dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan smart city di Kota Denpasar. Para developer lokal termasuk juga perguruuan tinggi di Bali yang bergerak di bidang IT didorong untuk lebih banyak mengembangkan aplikasi dan teknologi pendukung smart city dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan di perkotaan dengan sentuhan teknologi.
“Kami berharap ada lebih banyak lagi perusahaan pengembang teknologi dan aplikasi smart city dan juga perguruan tinggi IT yang membantu mengembangkan berbagai aplikasi dan teknologi mendukung Denpasar Smart City,” kata Ketua STIKOM Bali Dadang Hermawan di Denpasar, Sabtu (3/2). Orang-orang yang betul-betul memahami aplikasi dan teknologi agar betul-betul ada rasa memiliki kota dengan cara mereka bisa berkontribusi mengembangkan aplikasi dan teknologi pendukung smart city. Para pengembang atau developer aplikasi dan teknologi smart city juga bisa menguji dan mendukung sistem yang ada di Kota Denpasar serta mengembangkan aplikasi dan teknologi tambahan pendukung smart city untuk memperkuat yang sudah ada saat ini. “Namun pemerintah juga harus cukup cerdas memberikan apresiasi kepada para pengembang aplikasi ini,” kata Dadang Hermawan.
Satu pengembang aplikasi atau perusahaan startup teknologi yang berbasis di Denpasar yang berkontribusi mengembangkan aplikasi pendukung Denpasar Smart City yakni Buka Loka. Startup ini tengah mengembangkan teknologi dan aplikasi semacam pemesanan driver pariwisata dan paket tour secara online dan mobile. Nantinya para wisatawan yang mengunjungi Bali termasuk Denpasar bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk memilih destinasi wisata yang akan dikunjungi dan para driver (sopir) yang akan mengantarkan mereka ke objek wisata tersebut.
Sementara itu STIKOM Bali juga membuat aplikasi pendukung layanan Bus Sekolah Kota Denpasar bernama “Si BuSed”. Aplikasi ini memungkinkan orang tua memantau keberadaan bus tersebut dan kondisi anak di dalam bus secara real time dan online. Aplikasi tersebut sudah dapat diunduh bagi penguna smartphone berbasis android di Google Play Store secara gratis. Dengan aplikasi ini orangtua tidak perlu lagi waswas mengenai kondisi anaknya apakah sudah berada di bus sekolah dan sudah sampai di sekolah dengan selamat atau belum.
Selain Buka Loka dan STIKOM Bali, beberapa developer atau pelaku startup teknologi lain yang sebenarnya sudah banyak mengembangkan aplikasi pendukung smart city dan konteks pariwisata. Salah satunya adalah aplikasi SIMALU (sistem manajemen lulu/sampah). Aplikasi ini membantu manajemen pengelolaan sampah di Kota Denpasar dan bisa mendukung implemensi smart city khususnya dalam dimensi smart environment dan smart living termasuk smart economy dan smart people sehingga mampu membantu menciptakan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Denpasar agar tidak terganggu dengan pemandangan sampah yang berserakan dan juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan sampah menjadi rupiah. (wbp)