Dukung Perarem Cegah Narkoba, Dwi Yustiawati: Strategis Peran STT Jadi Agen Desa Bersih Narkoba
(Baliekbis.com), Tokoh masyarakat Klungkung yang juga caleg DPRD Bali dapil Klungkung nomor urut 3 dari PDI Perjuangan Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati,S.E., mendukung upaya Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Klungkung agar pencegahan dan pemberantasan narkoba dikuatkan dengan perarem (penjelas awig-awig) di setiap desa adat atau desa pakraman.
Bahkan Dwi Yustiawati mendorong agar semua desa adat di Klungkung segera membentuk perarem anti narkoba ini. Dan juga menggalakkan peran STT (Sekaa Teruna Teruni) di masing-masing banjar sebagai agen anti narkoba mewujudkan desa bersih dari barang haram ini.
“Perarem untuk mencegah peredaran gelap narkoba ini kami dukung juga harus dikuatkan peran STT. Apalagi di Klungkung juga termasuk daerah yang rawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” kata Dwi Yustiawati, Sabtu (22/3) di Klungkung.
Terkait materi dalam perarem ini tentu tidak lepas dari progam Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dari BNN namun bisa dikombinasikan penerapannya dengan kearifan lokal di desa adat dan nilai-nilai budaya setempat.
Tokoh muda cerdas dan berjiwa sosial tinggi itu juga mengharapkan peran aktif Majelis Madya Desa Pekraman Kabupaten Klungkung dan Majelis Alit Desa Pakraman di tiap kecamatan untuk mendorong segera terwujudnya perarem pencegahan narkoba bagi desa adat yang belum memilikinya.
“Desa adat dan para tokoh adat serta Majelis Madya dan Majelis Alit Desa Pakraman harus jadi ujung tombak untuk mencegah dan memerangi narkoba. Kita bentengi dan lindungi desa adat dari narkoba yang bisa merusak generasi muda ini,” ajak Dwi Yustiawati.
Terlebih juga BNNK (Badan Narkotika Nasional Kabupaten) Klungkung telah mengindentifikasi Kecamatan Nusa Penida, khususnya kepulauan Nusa Lembongan, dianggap sebagai titik paling rawan. Hal ini tidak terlepas sebagai dampak ikutan dari mulai bergeliatnya pariwisata di kawasan ini.
“Tentu ini miris jika Kecamatan Nusa Penida diindikasikan rawan masuknya narkoba. Ini tugas kita bersama mencegah dan memeranginya,” imbuh Dwi Yustiawati yang bersama suaminya Ketut Leo dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sejak lama membantu pembangunan banyak pura khususnya di kawasan Nusa Penida.
Wanita kelahiran 11 Desember 1992 ini pun berharap BNNK Klungkung dapat lebih banyak mengukuhkan Desa Bersinar (Bersih Narkoba) di Klungkung. Desa Bersinar ini lalu dikuatkan dengan pararem yang ada, maka diharapkan angka peredaran dan penggunaan narkoba di Klungkung dapat terus menurun.
Ia juga mendorong jika nantinya desa bersih narkoba dapat dimasukkan sebaga salah satu kriteria dalam lomba desa. Sehingga ada peran aktif dan sinergisitas segenap elemen masyarakat desa agar desanya memilki ketahanan mencegah masuknya narkoba.
“Semua desa di Klungkung umumnya Bali, saya harapkan bisa bersih dari narkoba. Kepada generasi muda, mari kita hidup sehat dan berpreatasi tanpa narkoba,” ajaknya.
Pihaknya berharap harus ada lebih banyak ruang dan fasilitas bagi generasi muda di Klungkung khususnya juga Nusa Penida untuk menyalurkan minat, hobi, bakat dan kreativitasnya. Baik misalnya di bidang olahraga, seni budaya hingga dalam konteks enterpreneurship atau kewirausahaan.
Di sisi lain, edukasi dan sosialisasi kepada generasi muda baik di lingkungan sekolah hingga di masyarakat dan banjar juga diharapkan terus digencarkan. Pemerintah daerah juga diharapkan terus berkoordinasi intensif dengan BNNK Klungkung melakukan pola-pola pencegahan masuknya narkoba ke kawasan ini.
“Generasi emas ini harus bersama kita jaga dan selamatkan dari hal negatif yang rentan mereka masuki seperti narkoba, sek bebas hingga jangan sampai kena HIV/AIDS,” tutup tokoh perempuan yang juga aktif di Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali ini. (lmc)