Eko Cahyono: Anggaran Pendidikan 20 Persen Belum Sentuh Lembaga Non Formal
(Baliekbis.com), Anggaran 20 persen untuk dunia pendidikan dinilai belum merata distribusinya. Anggaran sebanyak itu lebih banyak menyentuh lembaga pendidikan formal.
“Sementara lembaga pendidikan non formal yang begitu banyak jumlahnya belum tersentuh. Lembaga non formal ini banyak tersebar di pedesaan dan pedalaman,” ujar ekonom yang juga pendiri Ekonomi Bali Creatif H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H., Sabtu (20/10) sore di sela-sela pertemuan serangkaian Hari Santri yang akan diperingati Senin (22/10). Dalam peringatan yang akan berlangsung di lapangan Renon diperkirakan akan dihadiri 16 ribu santri se Kota Denpasar.
Menurut Eko, lembaga non formal ini sangat penting dalam memajukan dunia pendidikan. Sebab saat ini banyak warga tak mampu mengenyam pendidikan di sekolah formal karena terbentur biaya dan jarak yang jauh dari tempat tinggal anak didik. Sehingga mereka memilih lembaga non formal ini. “Namun sayangnya keberadaan sekolah non formal ini belum banyak tersentuh dari dana pendidikan yang 20 persen itu,” ujar Eko Cahyono.
Karena itu ke depan, anggaran pendidikan yang saat ini sekitar 20 persen itu perlu ditingkatkan sehingga bisa mendukung pendidikan non formal itu.
Di sisi lain, Eko menyambut gembira rencana pemerintah tahun depan (2019) akan menjadikan Hari Santri menjadi agenda libur nasional. “Undang-undangnya sudah ada tentang kesetaraan pendidikan, sudah ketok palu soal itu,” sebutnya. Jika ini bisa direalisasikan maka akan berdampak positif terhadap keberadaan lembaga pendidikan non formal di Tanah Air. Di Bali, tambah konsultan ekonomi dan properti ini, cukup banyak ada sekolah non formal. Ia berharap nantinya ada perhatian lebih besar lagi anggaran pusat.
Sementara ini diakui memang ada semacam subsidi kepada lembaga non formal ini dari daerah. Namun hal itu tak pasti terutama menyangkut besarannya karena tergantung pendapatan daerahnya. Pendidikan non formal yang saat ini tumbuh pesat menurut Eko merupakan bagian dari upaya membangun karakter bangsa. “Kita ingin ada keberpihakan terhadap pendidikan non formal ini, jangan sampai diabaikan,” jelas Eko.(bas)