Eksistensi Endek Mesti Ditingkatkan
(Baliekbis.com), Eksistensi tenun ikat Endek sebagai produk kain tradisional Bali tak terlepas dari keberadaan para penenun kain endek. Peningkatan eksistensi ini dibutuhkan alih generasi tenaga kerja penenun yang saat ini kebanyakan sudah berusia uzur. “Saat ini tenaga kerja khususnya penenun endek banyak berusia uzur sehingga dibutuhkan pelatihan untuk alih generasi dalam peningkatan eksistensi tenun ikat endek,’’ Ujar Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra, Rabu (31/1) disela-sela menyerahkan bantuan alat tenun di SMK N 4 dan SMK N 3 Denpasar.
Program ini menjadi sinergitas Dekranasda Denpasar dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diseperindag) Kota Denpasar untuk meningkatkan minat dan keinginan generasi muda dalam mengembangkan tenun ikat endek dimasa yang akan datang. Lebih lanjut Ny. Selly mengatakan langkah memperkenalkan kepada generasi muda tenun ikat endek yang nantinya mampu menjadi langkah alih generasi tenun ikat endek. Pelaksanaan pelatihan sudah dilakukan sejak Tahun 2016 lalu menyasar siswa SMK dan masyarakat umum. Pelatihan juga bekerjasama dengan perajin tenun ikat endek diantaranya Sekar Jepun, dan Tenun Ikat Patra. “Saat ini penyerahan bantuan alat tenun dan benang yang nantinya dapat berkesinambungan pelaksanaan pelatihan dan praktek langsung disetiap sekolah,’’ ujarnya.
Seperti 13 orang siswa di SMK N 4 dan SMK N 3 Denpasar yang telah mampu mempergunakan alat tenun ikat endek dan menghasilkan kain endek. Hal ini nantinya diharapkan siswa dapat menekuni dan menjadi peluang bisnis saat tamat sekolah nanti. Disamping itu juga tak terlepas dari penggunaan tenun ikat endek yang telah menjadi trend mode tidak saja dikalangan anak muda, dewasa hingga tua. Yang sebelumnya endek hanya dipakai dikalangan pegawai dan menjadi pakaian setiap upacara agama Hindu. Dari perkembangan dan sentuhan inovasi para perajin kini endek telah menjadi trend tersendiri dapat dipergunakan sebagai pakaian santai hingga seragam.
Kabid Industri Kerajinan, Aneka dan Sandang Disperindag Denpasar, I.A Dewi Citrawati mengatakan penyerahan bantuan ini untuk meningkatkan minat tenaga kerja khusunya generasi muda dalam tenun ikat endek. Alat tenun yang diserahkan kali ini keseluruhan berjumlah empat buah alat tenun, meliputi bahan benang lusi, benang pakan, dua buah moraspindle dan jatra atau alat pengelosan benang.
Wakasek Kesiswaan SMK N 4 Denpasar, I Made Suwarta didampingi Waka Humas, Luh Ketut Anggreni mengatakan sebanyak 13 orang siswa telah mengikuti pelatihan yang digelar Pemkot Denpasar. Pelatihan ini kini dilanjutkan dengan penyerahan alat tenun dan berbagai perlengkapannya serta telah dilakukan uji coba para siswa menghasilkan 8 meter kain tenun ikat endek. Kedepan pihaknya akan memasukan program ini dalam ekstrakulikuler siswa khusunya program studi tata busana. “Kita telah mengarahkan program studi tata busana yang telah mampu mengasilkan satu motif tenun ikat endek,’’ ujarnya sembari mengapresiasi program ini untuk mengajak para siswa untuk meningkatkan minat dalam menenun.
Sementara Siswa SMK N 4 Denpasar Ni Kadek Yunik Ariyanti mengatakan sangat senang mengikuti pelatiham tenun ikat dan saat ini telah didukung dengan alat tenun ikat. “Senang sekali bisa mengaplikasikan tehnik pelatihan yang telah diberikan,’’ ujarnya. Hal senada juga disampaikan Ni Kadek Ayu Dilla Damayanti Siswa SMK N 3 Denpasar yang mengaku menenun sangat mudah, namun dibutuhkan konsentrasi tinggi dalam menggerakan tangan dan kaki saat mengoperasikan alat tenun ini. (Pur)