Ekspor Mangga ke Rusia, Mentan: Eksportir Jangan Rugikan Petani
(Baliekbis.com),Menteri Pertanian Dr. Amran Sulaiman minta agar aksportir menjalin kerja sama saling menguntungkan dengan petani produsen.
“Eksportir saya minta jangan sampai petani rugi. Sebab kalau petani bangkrut maka eksportir juga akan rugi,” harap Mentan Amran Sulaiman, Rabu (7/8/2019) di Area Kargo Logistik Angkasa Pura II Denpasar, saat melepas ekspor komoditas unggulan Bali, berupa 2,5 ton Mangga Harum Manis ke Rusia dan beberapa produk lainnya ke beberapa negara.
Mentan juga minta agar pelayanan mendapat perhatian yang baik. Sebab dengan pelayanan bagus maka mereka (konsumen) akan datang lagi memesan. Karena itu Mentan menegaskan kepada jajarannya selalu memberikan pelayanan yang baik untuk meningkatkan kinerjanya. “Kalau ada yang hambat pelayanan ini kita akan mutasi yang jauh. Ini bukan dibuang tapi sebagai pembelajaran,” ujar Mentan.
Dikatakan Kementerian Pertanian terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina, antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert ke Belanda.
“Hari ini kita tunjukkan langsung bahwa sertifikat kita dalam hitungan detik sudah dapat diterima negara tujuan. Dan ini untuk memudahkan ekspor kita ke negara tujuan,” jelasnya.
Mentan juga menginstruksikan Badan Karantina Pertanian untuk melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan ini.
“Sampai dengan hari ini sudah 4 negara, yaitu Selandia Baru, Australia, Belanda dan Vietnam. Baru ada 1 negara di Asean, ini yang kita dorong dahulu, seluruh negara ASEAN dan terus lanjut ke negara mitra dagang lainnya,” kata Amran.
Menurut Mentan peningkatan ekspor akan memperkuat bangsa dan kebijakan impor sangat tidak berpihak pada petani. Dikatakan ekspor produk pertanian terus meningkat hingga 100% per tahun. Total volume ekspor tahun 2014 sebanyak 33 juta ton, namun pada tahun 2018 telah mencapai 42,5 juta ton.
Hal ini disebabkan berbagai inovasi, kemudahan dan percepatan layanan karantina di pelabuhan/bandara. Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor.
“Kami targetkan tahun 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat Bapak Presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perijinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor,” tegasnya.
Program Agro Gemilang sebagai upaya akselerasi ekspor produk pertanian terus digalakkan Kementan. Seperti halnya pada Rabu (7/8) Mentan melepas ekspor komoditas unggulan Bali, berupa 2,5 ton Mangga Harum Manis ke Rusia dan beberapa produk lainnya ke beberapa negara.
Ditargetkan 100 ton ekspor buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di tahun 2019. Ekspor pertanian ke Rusia baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas yang diekspor antara lain air kelapa, bambu, salak dan kacang tanah, dan Kementan akan terus dorong volumenya bertambah.
“Saya mengajak pemuda tani Indonesia, ayo kita mulai ekspor ke Rusia. Harganya bagus dan ekspor akan meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Amran.
Komoditas lainnya yang diekspor antara lain paprika, handicraft asal batok kelapa, jerami dan eceng gondok tujuan Belanda, daun bawang tujuan Taiwan, vanili tujuan USA dan rempah ke Swiss.
Selain itu komoditas peternakan berupa anak ayam umur sehari (DOC) sebanyak 44.500 tujuan Timor Leste, dan beberapa produk hewan lainnya. Keseluruhan total bernilai Rp13,5 miliar.
Sementara Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menjelaskan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian No. 19/2019 tentang Akselerasi Ekspor, pihaknya telah melakukan beberapa aksi strategis. Selain penerapan e-Cert dan inline inspektion, juga menggagas Agro Gemilang dan sosialisasi aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor atau IMACE di awal tahun 2019.
Di unit pelaksana teknis Karantina Pertanian Denpasar telah membuahkan hasil. Tercatat peningkatan negara tujuan, pada Juli 2018 sebanyak 40 negara, sedangkan di bulan Juli 2019 telah menjadi 50 negara, meningkat 25%.
Sementara melalui program Agro Gemilang, pada bulan Juli 2018 tercatat telah diikuti 65 eksportir, sementara bulan Juli 2019 meningkat menjadi 78 eksportir yang sudah mampu mengekspor, atau peningkatan 11%.
Pada sub sektor komoditas hortikultura mengalami peningkatan pesat dimana Juli 2018 sebanyak Rp17,6 miliar sedangkan Juli 2019 naik menjadi Rp87,9 miliar. Ekspor komoditas perkebunan juga mengalami peningkatan dari Rp18,7 miliar pada Juli 2018 menjadi Rp42,6 miliar pada Juli 2019.
Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan secara khusus melakukan pengiriman sertifikat elektronik dalam ekspor produk pertanian Indonesia ke Belanda. Sistem yang menjembatani kedua negara terhubung secara online, dan sertifikat telah diterima secara langsung oleh pemerintah Belanda.
“Sistem elektronik sertifikat ini telah berjalan baik, dan kami senang ekspor kita bisa diterima lebih cepat,” katanya. (bas)