EM4 Laris Memenuhi Pasar Indonesia
(Baliekbis.com), Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menghadiri rapat manajemen produksi pupuk cair Effective Microorganisme (EM) dengan tim produksi yang dipimpin Kepala produksi Pabrik Bengkel, Busungbiu, Buleleng, Nyoman Sukamerta dan Kepala Pemastian Mutu (QA) Pabrik II, Endah Widyowati S.Si.,Apt.
“Proses produksi pupuk cair semoga lancar untuk memenuhi pasar EM4 di bumi nusantara,” ujar Pak Oles pada rapat yang berlangsung di Pabrik II di Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Kamis.
Ia dalam setiap kesempatan selalu memberikan motivasi, inovasi jajaran manajeman dan karyawan untuk tetap semangat dan kerja keras dalam mengemban tugas, sehingga mampu memenangkan persaingan yang semakin ketat dalam menjalani masa New Normal.
Sebelumnya juga sempat menggelar rapat pemasaran produk EM4 dengan Kacab Pemasaran Bali, Ir. Irkham Rosidi dan pengelola Koran Pak Oles Online, Albert Kin Ose Moruk untuk evaluasi pemasaran dua jenis pupuk organik yakni Bokashi Kotaku dan pupuk cair EM4.
Pemasaran kedua jenis pupuk organik itu cukup lancar dan mantap. Semua itu berkat kerja keras, disiplin dan penuh dedikasi seluruh karyawan dan tim pemasaran PT Songgolangit Persada. Pupuk cair EM4 di tengah pandemi Vovid-19) mengisi peluang kekosongan pasar dalam negeri, akibat tersendatnya pupuk organik impor masuk Indonesia.
Kualitas pupuk EM4 telah terbukti (lisensi EMRO Jepang, harganya lebih murah dan terjangkau konsumen. Pupuk cair EM4 yang diproduksi satu-satunya di Bali, pemasarannya menjangkau hampir seluruh daerah di Indonesia. “Pupuk organik produksi Pak Oles kini selalu tersedia di pasaran, ketika banyak orang kembali suka bertani, menggunakan lahan tidur, mengisi kesenangan (hobi), mencoba usaha pertanian skala kecil dan menengah,” ujar Pak Oles.
Pupuk ramah lingkungan yang diproduksi menggunakan teknologi EM di Indonesia, dari segi promosi dan pemasaran tergolong paling baik diantara 160 negara di belahan dunia yang memproduksi pupuk untuk mendukung pertanian organik. Dari segi mutu bisa bersaing di pasaran, namun produk yang dihasilkan itu kualitasnya harus tetap dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan dengan belajar dari pengelola EM di mancanegara, khususnya tim jaringan kerja sama EMRO ( EM Research Organization) Jepang dan APNAN (Asia Pasific Natural Agriculture Network) Thailand.
Demikian pula meningkatkan jalinan kerjasama dan kemitraan dengan Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan serta memperbanyak melakukan penelitian dan pengkajian tentang afplikasi produk di lapangan. Semua proses penelitian dan pengkajian yang melibatkan kalangan perguruan tinggi dan petani itu dibuatkan kaset pandang dengar (video) yang selanjutnya dimuat di media sosial (medsos) dengan harapan mampu menjadi media informasi dan promosi pupuk ramah lingkungan, sehingga pemasarannya ke depan menjadi lebih lancar. (ist)