Empat Film Dokumenter Siap Tayang di Bali
(Baliekbis.com), Le mois du documentaire atau Bulan Film Dokumenter adalah pertemuan produksi film dokumenter Prancis dan dunia. Insitut Prancis Indonesia dan Alliance française Bali bekerja sama untuk menghadirkan program film yang kaya dan beragam, berupa film baru dan film pilihan festival. Lebih dari 3.000 layar di seluruh dunia turut menayangkan film dokumenter mulai 1 hingga 30 November 2017. Di Indonesia, Bulan Film Dokumenter hadir di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Denpasar. Bulan Film Dokumenter juga menyajikan program bertema budaya dan pandangan baru. Di Bali, Alliance française Bali (AF Bali) menjadi penyelenggara lokal Bulan Film Dokumenter. Pemutaran film dijadwalkan pada 24-25 November 2017 di Minihall Irama Indah Denpasar. Empat film dokumenter akan ditayangkan dengan menghadirkan suara-suara yang terpinggirkan. “Amandine Salmon, Direktur AF Bali, mengungkapkan rasa bangganya dapat menyelenggarakan Bulan Film Dokumenter di Bali. Bulan Film Dokumenter adalah bentuk apresiasi terhadap karya film dokumenter, sekaligus mempromosikan film serta sineasnya,” ujarnya Rabu (22/11).
Bulan Film Dokumenter dibuka dengan film La Cour de Babel atau School of Babel (Julie Bertuccelli, 2014). Film ini berkisah tentang sekolah anak-anak imigran di Grange-aux-Belles, Paris. Sebuah sekolah yang dibangun untuk memfasilitasi para pelajar yang baru tiba di Prancis. Julie Bertuccelli dan timnya merekam kegiatan mereka selama tahun ajaran 2011-2012. Film berikutnya adalah film La Sociologue et l’ourson atau Sociolog And The Pooh (Etienne Chaillou, Mathias Théry, 2015). Film berdurasi 78 menit ini menggabungkan animasi tokoh beruang dan dokumenter. Dalam film ini, seorang sosiolog Irène Théry tampil bercerita kepada anak laki-lakinya mengenai hukum perkawinan sesama jenis. Topik ini cukup heboh di Prancis pada bulan September 2012 hingga Mei 2013. Pemutaran hari kedua menghadirkan film berjudul Merci Patron atau Thanks Boss (François Ruffin, 2015). Ini adalah kisah dua mantan pekerja pabrik mode terkemuka, Jocelyne dan Serge Klur. Keduanya harus menjadi pengangguran, terlilit utang, hampir kehilangan rumah mereka pasca pemutusan hubungan kerja. Lalu, François Ruffin, jurnalis dan pendiri harian Fakir, memberikan jalan keluar. Ia berupaya agar Bernard Arnault, pemilik LVMH memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami pasangan pekerja tersebut.
Rangkaian pemutaran ditutup dengan film Les Pépites atau Little Gems (Xavier de Lauzanne, 2016). sanalah Christian dan Marie-France, sepasang petualang asal Prancis mengunjungi Phnom-Penh, Kamboja, dua puluh tahun lalu. Keduanya prihatin dengan anak-anak menjadi pemulung untuk bertahan hidup. Mereka memutuskan memberikan pertolongan tanpa batas agar mereka bebas dari kemiskinan. Amandine Salmon menuturkan Bulan Film Dokumenter tahun ini menyajikan beragam kisah. “Ada beragam tema menarik yang hadir tahun ini. Semoga film-film yang ditayangkan mampu memberikan pandangan baru bagi penonton,” jelasnya. (bas)