Faisal Basri: Jangan Abaikan Turis Domestik
(Baliekbis.com), Di balik tingginya kunjungan wisatawan mancanegara yang pertumbuhannya sangat luar biasa, potensi turis domestik sesungguhnya tak kalah besar. Bahkan kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi. Saat ini banyak warga Indonesia yang ke luar negeri. Ini artinya potensi mereka sangat besar, uang mereka juga banyak. “Ada 30 juta orang Indonesia siap bepergian kemana pun dan pertumbuhan mereka ke luar negeri begitu cepat. Ini berarti mereka ada uangnya, ini jauh lebih besar dari jumlah kunjungan turis mancanegara yang sekitar 10 jutaan,” ujar pengamat ekonomi yang juga dosen pasca sarjana UI Faisal Basri, Jumat (17/11) di sela-sela ITO (Indonesia Tourism Outlook) 2018 yang digelar Estepers di Nusa Dua.
Melihat begitu besarnya potensi turis domestik ini, Faisal Basri mengingatkan agar hal ini jangan sampai dinomorduakan. ”Turis domestik ini harus dimanjakan juga, jangan kita sampai abaikan turis domestik ini. Sebab mereka ini menciptakan kue lebih besar dibandingkan turis asing dan lebih sustainable,” ujarnya. Di tengah sektor ekonomi yang pertumbuhannya melambat dan relatif tak bergerak naik, menurut Faisal Basri, sektor pariwisata dan kelautan yang paling cepat sebenarnya bisa mengangkat ekonomi yang saat ini growth-nya sekitar 5 persen. Ia mengaku heran data menyebutkan segalanya membaik, suku bunga juga stabil tapi aneh growth-nya tak terangkat. Dikatakan Faisal Basri, Bali memang sudah keren pariwisatanya, tapi secara nasional basisnya masih rendah.
Sementara negara lain sudah sangat kencang naiknya. Namun ia optimis dengan tingkat kunjungan yang terus meningkat, apalagi tahun depan banyak event besar di Indonesia seperti pertemun IMF-WB di Bali dan Asian Games serta event-event internasional lainnya di Indonesia akan sangat membantu mengangkat perekonomian khususnya pariwisata. Menyinggung soal keamanan, menurut Faisal Basri sebenarnya keamanan di negeri ini masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain. Meski ada demo, pilkada namun tak ada insiden yang mengganggu kegiatan wisata. Turis masih aman dan bebas bepergian ke mana-mana. Cuma persepsinya yang harus dibenahi. Faisal Basri juga menyinggung masalah kemacetan yang sesungguhnya belum begitu bermasalah. “Singapura yang turisnya jauh lebih besar dan luas pulaunya jauh lebih kecil dari Bali tak pernah bermasalah soal kemacaten,” tegasnya. Jadi kemacetan itu tejadi salah satunya karena penyebaran yang tidak merata. (bas)