FBSTH UNBI Gelar Pengabdian Masyarakat “Urgensi Langkah Preventif Terhadap Permasalahan Kesehatan Mental di Kalangan Generasi Muda di Bali” di SMAN 1 Sukawati

Provinsi Bali memiliki tingkat populasi masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan yang sangat tinggi. Mengacu pada data yang dihimpun oleh Rumah Sakit Jiwa di Bali, angka gangguan jiwa dan depresi pada tingkatan yang berat dan akut mencapai lebih dari dua belas ribu orang pada tahun 2023. Jumlah tersebut belum termasuk dengan golongan masyarakat yang terbilang mengalami gejala depresi dan gangguan jiwa ringan yang disinyalir dapat mencapai puluhan ribu orang.

(Baliekbis.com), Tingginya tingkat gangguan kejiwaan dan depresi yang terjadi berkesinambungan dengan eksistensi Bali saat ini sebagai daerah dengan angka bunuh diri tertinggi di Indonesia. Mengacu pada laporan Pusat Data Kriminal Kepolisian Republik Indonesia, pada tahun 2023 besaran suicide rate di Bali mencapai 3,07 yang dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk.

Angka tersebut jauh mengungguli daerah Yogyakarta dan Bengkulu yang berada pada peringkat kedua dan ketiga dengan besaran nilai berkisar 1,50 hingga 1,55.

Sejatinya sejak dekade tahun 2000-an jumlah kasus bunuh diri di Bali telah mengalami trend peningkatan. Tercatat bahwa setiap tahunnya setidaknya telah terjadi lebih dari seratus kejadian bunuh diri dalam rentang tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.

Khusus pada tahun 2023 saja, terdapat lebih dari 120 kasus bunuh diri, atau meningkat dari kisaran 80 kasus pada tahun 2021 dan tahun 2022.
Melihat betapa mirisnya kondisi kesehatan mental masyarakat Bali, khususnya di kalangan generasi muda, kalangan akademisi Universitas Bali Internasional (UNBI) merasa tergerak untuk terlibat dan berkontribusi dapal proses penanganannya.

Salah satu realisasi atas komitmen dan kontribusi tersebut adalah melalui pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang berfokus pada penanganan persoalan gangguan kejiwaan dan depresi di kalangan generasi muda, khususnya para siswa di jenjang Sekolah Menengah Atas yang terbilang sangat rentan mengalami gangguan kejiwaan.

Dengan mengangkat tema “Urgensi Langkah Preventif Terhadap Permasalahan Kesehatan Mental di Kalangan Generasi Muda di Bali” kelompok akademisi dari Fakultas Bisnis Sosial Teknologi dan Humaniora (FBSTH UNBI) yang terdiri atas Program Studi Psikologi, Hubungan Internasional, dan Hukum melaksanakan kegiatan pengabdian di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukawati (SMAN 1 Sukawati) pada Jumat, 17 Januari Tahun 2025.

Kegiatan pengabdian ini berfokus pada penguatan kesehatan mental di kalangan generasi muda dengan memberikan pemaparan seminar seputar kesehatan mental serta konseling gratis kepada para siswa yang membutuhkan.

Terdapat tiga pembicara pada sesi seminar yang berasal dari Prodi Psikologi, Hubungan Internasional, dan Hukum. Ria Agustina Larasati yang merupakan dosen Program Studi Hubungan Internasional menjelaskan kepada para siswa SMAN 1 Sukawati mengenai korelasi antara proses globalisasi dengan meningkatnya potensi depresi dan gangguan kejiwaan.

Eksistensi sosial media yang mengiringi proses globalisasi secara tidak langsung telah menciptakan standar kehidupan sosial-ekonomi yang tinggi yang sering kali mengakibatkan para generasi muda menjadi minder dan depresi.

Terkait hal ini, ditekankan bahwa diperlukan adanya kebijaksanaan dan kedewasaan di kalangan generasi muda dalam beraktivitas di dunia internet dan media sosial. Sebagai pembicara kedua, Sintya Noviana Utami yang merupakan Dosen Program Studi Psikologi sekaligus bertindak sebagai Dekan FBSTH UNBI memaparkan betapa pentingnya pemeliharaan kesehatan mental di kalangan generasi muda.

Bahwasanya aspek kesehatan mental dan pikiran sama berharganya dengan kesehatan fisik. Terkait hal tersebut, penanganan kesehatan mental sebenarnya perlu dilakukan dari diri sendiri terlebih dahulu. Pihaknya menegaskan apabila seorang individu sudah merasakan adanya gejala gangguan kejiwaan, alangkah baiknya sedari awal segera menghubungi Psikolog dan orang yang berkompeten pada bidang mental dan kejiwaan.

Selain itu peran komunitas masyarakat di sekelilingnya juga harus memberikan dukungan yang memadai agar potensi depresi dan gangguan kejiwaan yang dialami sesorang dapat ditangani dan tidak berlangsung secara berkepanjangan.

Sebagai pembicara terakhir adalah Putri Purnama Santhi yang merupakan dosen dari Prodi Hukum. Sesuai dengan bidangnya Putri menerangkan bahwasanya permasalahan kesehatan mental sudah termuat di dalam undang-undang kesehatan yang berlaku di Indonesia.

Adanya landasan hukum ini sejatinya harus diikuti dengan langkah-langkah besar yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah untuk lebih serius dalam merespon dan mencari solusi atas tingginya permasalahan kesehatan mental dan depresi yang dialami masyarakatnya dewasa ini.
Setelah kegiatan seminar berakhir, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi konseling gratis yang mana para dosen sekaligus praktisi psikolog di Universitas Bali Internasional memberikan bimbingan kepada para siswa yang membutuhkan.

Para siswa yang membutuhkan bimbingan konseling kemudian berhadapan secara langsung dengan para psikolog UNBI dalam sesi bimbingan psikologis yang intens untuk dapat menyalurkan keluhan serta persoalan yang sedang dihadapi. Melalui bimbingan langsung dari ahlinya, diharapkan siswa yang terkendala beban psikologis dapat menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi, sehingga potensi terjadinya perilaku depresif dan gangguan kejiwaan dapat diredam sejak dini. Apabila sesi bimbingan tersbut dirasa masih belum cukup, para psikolog UNBI tersebut juga secara terbuka memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkonsultasi lebih lanjut di luar sekolah. Kegiatan konseling ini juga tidak hanya terbuka bagi siswa yang berpotensi mengalami permasalahan kejiwaan, mereka yang mengalami kebingungan untuk menentukan masa depan setelah menyelesaikan sekolah juga diperbolehkan untuk mengikuti sesi konsultasi ini. Harapannya, melalui adanya konsultasi bersama para akademisi dan psikolog, mereka tidak lagi dilanda kebimbangan dan dapat segera menentukan arah masa depannya setelah nantinya selesai menempuh jenjang pendidikan sekolah.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMAN 1 Sukawati I Wayan Widia, S.Pd., M.Pd. menyambut baik itikad akademisi FBSTH UNBI dalam melaksanakan kegiatan ini. Menurut pihaknya kegiatan semacam ini akan sangat bermanfaat, utamanya ketika Bali saat ini sedang berada dalam kondisi darurat kesehatan mental.

Diharapkan melalui seminar kesehatan mental dan bimbingan konseling gratis, terdapat kesadaran di kalangan generasi muda khususnya para pelajar di SMAN 1 Sukawati untuk lebih memperhatikan pentingnya kesehatan mental serta tumbuhnya kemampuan mereka dalam mengatasi potensi gangguan pikiran dan kendala kejiwaan yang sewaktu-waktu dapat muncul. Gayung bersambut denga apa yang disampaikan pihak sekolah, Dekan FBSTH Ni Made Sintya Noviana Utami, M.Psi., Psikolog. mewakili seluruh dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam agenda pengabdian kepada masyarakat ini mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah karena telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan seminar dan bimbingan psikologis di SMAN 1 Sukawati. Diharapkan bahwa kegiatan ini nantinya mendatangkan manfaat besar bagi upaya kita bersama untuk menjaga generasi muda Bali dan Indonesia untuk terbebas dari permasalahan depresi den gangguan kesehatan mental. (ist)