Festival Air Suwat 2019, Menjaga Taksu Bali Tetap Hidup di Zaman Globalisasi
(Baliekbis.com),Suasana gembira ribuan warga diiringi gambelan menyelimuti pelaksanaan Festival Air Suwat (FAS) ke-4, Selasa (1/1) di Desa Suwat, Gianyar. FAS yang mengangkat tema “Dwi Amertha” ini diawali dengan sembahyang bersama di depan Kantor Perbekel Desa Suwat dan dimeriahkan dengan tarian kolosal.
Ketua Panitia Ngakan Made Wisnu Prayuda di sela-sela festival mengatakan FAS digelar setiap tahun tepatnya pada saat perayaan Tahun Baru dengan tujuan untuk menghindarkan generasi muda dari hal yang kurang baik ketika merayakan tahun baru.
Festival Air Suwat hingga kini tetap eksis di tengah gempuran tren kekinian. Meski kegiatan itu merupakan tradisi lama, warga Desa Suwat dari berbagai usia baik anak-anak, remaja dan dewasa tampak antusias, penuh semangat mengikuti festival yang menggunakan air tersebut. Jro Bendesa Suwat, Ngakan Putu Sudibya menyatakan tradisi yang telah menjadi ritual untuk mengangkat kesucian air tersebut bisa dibilang dapat membawa pengaruh positif bagi warga Desa Suwat.
Sebab melalui festival itu, terjadi interaksi antara sesama penduduk pada perayaan Tahun Baru. Pada momen ini mereka berkumpul dalam satu tempat dengan suasana penuh kegembiraan. Sehingga kedepan dapat melangkah ke arah yang lebih baik.
“Festival ini juga memberi makna bahwa kami mendoakan alam agar lebih baik. Dalam hal ini tidak hanya alam di Suwat saja yang didoakan juga Bali dan seluruhnya. Karena bangsa kita sedang menghadapi berbagai bencana. Harapannya mulai dari Suwat karena FAS ini mendatangkan energi yang baik,” ucap Ngakan Sudibya.
Bali kata dia adalah pulau yang bertaksu. Sedangkan taksu ini dibuat dari niskala. Ngakan berharap supaya Taksu Bali tetap hidup di zaman globalisasi yang penuh tantangan. “Kalau tidak sanggup menghadapi globalisasi serta tidak bisa menjadi orang yang menang maka akan bisa kalah. Kita ingin Suwat bisa memberi vibrasi positif ke seluruh arah,” harap Sudibya yang juga wartawan ini. (ngk)