Festival Imlek Bersama 2023, Romo Sin: Jaga Budaya Bali dan Hormati Keberagaman
(Baliekbis.com), Menyambut perayaan Imlek tahun ini, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali menggelar Festival Imlek Bersama 2023 yang akan dilaksanakan pada tanggal 23, 28 dan 29 Januari 2023 mendatang di sepanjang Jalan Gajah Mada Denpasar dan sekitarnya.
Festival yang mengangkat tema “Merajut Kebhinekaan Memperkuat Kerukunan” ini akan menampilkan parade kesenian Nusantara dan diperkirakan diikuti ribuan peserta dari seluruh Bali maupun luar Bali. Panitia juga akan menyediakan panggung berukuran besar di lapangan untuk mendukung kegiatan besar ini selain ribuan lampion warna-warni yang akan menghiasi sepanjang jalan Gajah Mada.
“Intinya budaya Bali harus dijaga tapi keberagaman harus juga dihormati. Keragaman itu dihormati dengan menjaga budaya Bali. Itu visi utama kegiatan ini,” ujar Romo Sin selaku Pembina Utama INTI Bali didampingi Ketua Pelaksana Festival Imlek Bersama 2023, Paulus Hery Arianto kepada wartawan, Jumat (20/1) di Renon Denpasar. Hadir pula dalam pertemuan itu seniman (kartunis) Kadek Janggo.
Romo Sin (Sidharta Indrajaya) menjelaskan Gajah Mada dikenal sebagai China Town, dimanapun ada komunitas Tionghoa itu dikenal sebagai China Town. Padahal di Gajah Mada ini sebenarnya ada Kampung Jawa, Kampung Arab. Juga ada Jawa, Madura dan lainnya.
Sejarah mencatat banyak etnis yang sejak dulu ada di kawasan ekonomi yang sangat ramai di era 70-an ini. Mereka hidup berdampingan dan rukun. “Ini yang ingin kita angkat ke permukaan di moment Imlek ini sebagai Festival Budaya (Nusantara), bukan agama,” tegas Romo Sin.
Ia berharap melalui festival ini kerukunan dan hidup damai berdampingan bisa terus terjaga dengan baik. “Di tengah-tengah situasi Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini menghadapi tahun (politik) 2024, bangsa serumpun saja bisa berperang. Kita punya kekayaan dan kekuatan besar tentu harus di-manage dengan baik,” terang Romo Sin seraya menambahkan kesepakatan untuk bersatu itu sudah ada sejak dulu yakni satu bangsa, satu bahasa, satu negara Indonesia.
Sebelum merdeka 1945, pada 1928 para pemuda menyatakan ikrar Sumpah Pemuda, satu bangsa, satu bahasa, satu nusa, Indonesia. Padahal negaranya belum ada saat itu.
Dikatakan kemajemukan bangsa ini suatu kekayaan tidak ternilai. Karena tidak ada bangsa di dunia ini yang memiliki suku bangsa yang beragam seperti Indonesia. “Kita memang berbeda-beda, sidik jari manusia saja berbeda, itu anugerah. Tapi kalau bisa disatukan seperti Indonesia sekarang, ini luar biasa,” ujar Romo Sin.
Karena itu melalui Festival Imlek Bersama 2023, “Merajut kebhinekaan, memperkuat kerukunan” bisa menjadikan Denpasar bukan hanya sebagai kota budaya, juga kota toleransi, rumah kita bersama.
Dengan adanya festival di Denpasar setiap Imlek maka ribuan orang akan datang ke sini. Apalagi jumlah turis Tiongkok di Bali nomor satu. Orang juga akan datang ke Denfest, Sanfest. Makanya jangan dibuat sama. Harus ada yang berbeda agar menjadi daya tarik.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Festival Imlek Bersama 2023, Paulus Hery Arianto mengatakan pada Festival Imlek Bersama 2023 ini untuk acara parade Nusantara akan digelar Sabtu, 28 Januari sore di kawasan Jalan Gajah Mada – Catur Muka hingga Lapangan Puputan Badung. Selanjutnya pukul 18.00 Wita dilanjutkan dengan panggung nusantara yang digelar 28 – 29 Januari ini akan dihadirkan 1.200 penampil dari berbagai kesenian.
Penampilan ini meliputi 200 barongsai dari 9 paguyuban barongsai serta parade wushu sebanyak 200 peserta. Juga ada peserta dari banjar-banjar dengan penampilan barong dll. Panitia juga menyediakan 100 stand UMKM kuliner. Sebelum itu, pada 23 Januari 2023 juga digelar perayaan Imlek dan persembahyangan bersama. (bas)