Festival Panji 2018, Malam Kaya Pertukaran Kebudayaan Tiga Negara
(Baliekbis.com), “Menukar budaya antara Thailand dan Kamboja sehingga muncul sumber penciptaan baru,” ungkap Prof. I Made Bandem. Seniman maestro ini pun paham betul substansi penampilan perwakilan ketiga negara dalam Festival Panji 2018. Rangkaian Festival Panji/Inao Internasional 2018 kembali berlanjut dengan penampilan para seniman dari Bali (Indonesia), Kamboja, dan Thailand. Penampilan dari ketiga negara yang menjadi partisipan Festival Panji ini pun memukau khalayak yang hadir di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar. “Saya rasa ini bagus sebab ada banyak jenis tari yang juga merupakan koreografi baru,” ujar I Made Bandem yang turut menjadi narasumber dalam kegiatan seminar Festival Panji. Ia mengungkapkan dari mengamati tarian ketiga negara tersebut dapat menjadi sumber penciptaan seni yang akan datang. “Pertemuan hati ke hati ini, dengan menari bersama merupakan wujud pertukaran budaya agar merangsang kemunculan seni yang baru,” ungkap Bandem serius saat ditemui usai pertunjukan festival Panji, Jumat (29/6) malam.
Melalui pengamatannya, Bandem menuturkan memang terdapat kesamaan dan perbedaan dalam tarian-tarian ketiga negara itu. Kesamaannya dapat berlatar belakang pada sumber sejarah seperti cerita Panji yang memengaruhi substansi kisah dari tarian-tarian itu. Sedangkan, dari segi perbedaan Bandem pun mengungkapkan faktor yang paling utama yakni budaya lokal yang berkembang di daerah masing-masing. “Seperti gambuh dan legong itu latar belakangnya dari budaya Bali yang terbuka dan dinamis,” tambahnya. Malam itu, sebagai penampil pertama Bali mempersembahkan Tari Legong yang sangat enerjik. Kamboja pun tampil anggun dengan 2 garapan yakni Tari Kemilau Burung Merak dan Tari Ungkapan Perasaan. Terakhir, Thailand pun tampil apik dengan 3 tari andalan diantaranya Tari Sukothai, Tari Sing Wan, dan ditutup dengan Tari Gipat.
Mendapat kesempatan untuk tampil dalam Festival Panji/Inao Internasional, Sokunthea (penari delegasi Kamboja-red) menuturkan bahwa ini merupakan sebuah peluang emas bagi dirinya dan rekan-rekannya. “Saya sangat bahagia bisa tampil dalam festival ini, karena ini merupakan sarana pertukaran budaya yang sangat luar biasa,” ujar Sokunthea. Sokunthea pun berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan mengundang negara tetangga lainnya agar bersama-sama mengenal secara langsung budaya yang dimiliki. Tak jauh berbeda dengan Sokunthea, Kafare (penari delegasi Thailand-red) mengungkapkan ajang ini dapat membuka cakrawala perihal kebudayaan di Asia Tenggara. “Saya sangat senang menari dan saya sangat bersyukur dapat melihat dan mempelajari langsung tarian dari Indonesia maupun Kamboja,” ungkap Kafare bahagia. Dengan sedikit gurauan Kafare pun berharap agar nantinya festival Panji juga diadakan di Thailand dan negara-negara di ASEAN lainnya.(gfb)