Festival Pariwisata Makin Marak, Ramia Adnyana: Perlu Dijadwal Agar Efektif
(Baliekbis.com), Maraknya destinasi tujuan wisata belakangan ini menggelar festival pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan mempromosikan keunggulan serta keunikan daya tarik wisatanya dinalai positif.
Namun sayangnya ada festival yang digelar dalam waktu bersamaan walau di destinasi yang berbeda. Contohnya di pertengahan September ini saja ada dua festival yang bersamaan yakni Petitenget Festival yang digelar di Pantai Petitenget, Kerobokan, Badung pada 14-16 September 2018. Pada waktu yang sama juga berlangsung Jatiluwih Festival yang digelar pada 14-15 September 2018 di D’Uma Jatiluwih, Art & Cultural Hill, Jatiluwih, Penebel, Tabanan.
Menurut praktisi pariwisata yang juga Wakil Ketua Umum DPP IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association) I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA.,adanya festival pariwisata dalam waktu bersamaan ini bisa tidak efektif untuk kepariwisataan Bali.
“Kalau festival ini berlangsung bersamaan bisa tidak afektif,” kata Ramia Adnyana saat ditemui usai ikut membersihkan sampah pada acara World Clean Up Day di Pantai Kuta,Sabtu (15/9).
Ramia menambahkan kalau ada dua atau lebih festival di Bali dalam waktu yang bersamaan maka wisatawan tidak bisa fokus mengunjungi festival tersebut. Sebab konsentrasi mereka terpecah dan harus memilih. Belum lagi jika jarak antara satu destinasi wisata dengan lainnya tempat dilaksanakannya festival sangat berjauhan.
Dari aspek promosi pariwisata, festival yang bersamaan ini juga membawa dampak negatif. Sebab stakeholder terkait juga harus memilih lebih memfokuskan memasarkan festival yang mana. Untuk itu, Ramia yang juga General Manager (GM) Hotel Sovereign Kuta itu mendorong penyelenggara festival harus dikoordinasikan antar daerah atau antar destinasi wisata. Sehingga tidak ada lagi pada saat yang bersamaan ada dua festival pariwisata.
“Festival untuk mendukung pariwisata sebaiknya diatur oleh Pemerintah Provinsi sebagai koordinator apalagi dicanangkan pembangunan kepariwisataan Bali dengan pola One Island One Management,” tegas Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Badung itu.
“Kalau dibagi dan giliran, tiap tahun bisa lebih banyak mendatangkan wisatawan. Promosi juga bisa lebih fokus untuk destinasi yang menggelar festival sehingga pengunjung bisa lebih banyak,” terang pria yang juga bakal caleg DPRD Bali Dapil Karangasem dari PDIP itu.
Seperti diberitakan, Petitenget Festival (Kerobokan Arts & Spirit 2018) berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 14 sampai 16 September 2018 di areal pantai dan sekitar pura Petitenget. Festival ini ditargetkan mampu menghadirkan 50 ribu pengunjung atau wisatawan selama tiga hari.
Sementara Jatiluwih Festival digelar pada 14-15 September 2018 di D’Uma Jatiluwih, Art & Cultural Hill, Jatiluwih, Penebel, Tabanan. Festival ini mengkolaborasikan bauran tradisi, adat, seni dan budaya lokal dengan perkembangan kontemporer atau kekinian. Festival ini juga berbasis pada pemberdayaan masyarakat setempat sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan, masyarakat sekitar dan alam semesta sesuai konsep Tri Hita Karana. (bas)