FGD Percepatan Pengembangan Widyalaya: Rai Mantra Komit Majukan Pendidikan Widyalaya di Bali

Terbitnya Peraturan Menteri Agama RI (PMA) No.2 Tahun 2024 merupakan titik awal dalam menyelenggarakan pendidikan widyalaya sehingga perlu sinergitas dan kolaborasi dengan stakeholder dalam rangka mengawal penyelenggaraan pendidikan widyalaya yang efektif efisien. Dengan demikian sudah sepatutnya kita semua ikut peduli dan ikut bertanggung jawab untuk keberlangsungan pembangunan di bidang pendidikan yang berbasis agama Hindu dengan memperhatikan sarana prasarana pendukungnya.

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI perwakilan Bali I.B. Rai Dharmawijaya Mantra sangat mendukung tokoh-tokoh masyarakat serta pendidik khususnya di Bidang Agama Hindu dalam melakukan pendidikan agama Hindu melalui Sekolah Widyalaya.

Saat ini Sekolah Widyalaya telah berhasil didirikan atas dukungan tokoh agama, masyarkat serta pemerintah daerah dan pusat di beberapa tempat di Bali.

“Dengan didirikannya Sekolah Widyalaya yang bernuasa hindu dari tingkat Pratama Widyalaya, Adi Widyalaya, Madyama Widyalaya dan Utama Widyalaya, ini akan menjadi tonggak utama dalam meningkatkan pengembangan sekolah yang bernuansa Hindu untuk mendidik siswa-siswi menjadi siswa yang berkarakter serta memiliki ideologi dan akhlak yang ke depannya mampu melestarikan nilai seni, budaya dan agama,” ujar Rai Mantra pada acara FGD (Focus Group Discussion) bertempat di UNHI Denpasar, Jumat (7/3/2025).

FGD yang membahas Peningkatan Struktur dan Percepatan Pengembangan Sekolah Madyama Widyalaya menghadirkan narasumber Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof. Dr. Nengah Duija.

Rai Mantra menegaskan komitmennya dalam mendukung
pengembangan serta peningkatan berdirinya sekolah widyalaya yang saat ini telah berdiri di beberapa Kabupaten/Kota di Bali. Ia berharap beberapa daerah yang potensial dan belum terdapat Sekolah Widyalaya bisa segera diwujudkan.

“Pendidikan sangat penting untuk menuju Indonesia Emas. Jangan ada anggapan pendidikan yang berbasis agama itu kolot. Kita lihat di sekolah-sekolah agama yang lain, siswanya memiliki kemampuan yang bagus seperti Bahasa Inggrisnya, IT-nya juga bagus,” ujar mantan Walikota Denpasar ini.

Ia berharap, adanya Sekolah Widyalaya ini ke depannya bisa mencetak SDM yang cerdas, terampil serta jujur dan berakhlak.
“Memang memulai sesuatu itu pasti banyak tantangan dan kendala. Ini yang harus diperjuangkan dan diwujudkan,” tegasnya di hadapan ratusan peserta dari berbagai komponen yang hadir.

Hal senada disampaikan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof. Dr. Nengah Duija yang menekankan dalam pengembangan dan peningkatan Sekolah Widyalaya ini nantinya mampu menjadi contoh dalam dunia pendidikan yang bernuansa Hindu.

Dikatakan jika agama Hindu berkembang maka budaya Bali juga akan berkembang. “Apa agama Hindu akan berkembang kalau seni budayanya hilang,” ujarnya bernada tanya.

Menurutnya Bali tengah menghadapi goncangan sosial akibat pengaruh modern. Duija mengkhawatirkan generasi muda ke depan bila tidak dibentengi dengan ajaran agama dengan baik. “Kita banyak pura, apa 50 tahun lagi ideologinya sama seperti sekarang. Kalau kita tak siapkan generasi muda ini dengan baik maka akan ditinggalkan. Banyak pura yang ditinggalkan, ini karena kita lalai,” tegasnya.

Karena itu melalui Sekolah Widyalaya ini diharapkan bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Yadnya yang paling tinggi adalah pendidikan,” tegasnya.

Di sisi lain Dirjen Prof. Duija mendorong agar guru-guru widyalaya bisa bersertifikasi. Sehingga masa depannya bisa lebih baik. “Buleleng tengah menyiapkan Perda Widyalaya. Ini sangat positif bagi pengembangan Sekolah Widyalaya ke depannya,” tambahnya seraya mengingatkan pendidikan agama itu terpenting dimulai dari TK. Karena dari TK dasarnya. Karena itu TK perlu diperbanyak.

Dalam sesi tanya jawab terungkap perlunya sosialisasi widyalaya ditingkatkan. Persyaratan pendirian sekolah widyalaya agar dilonggarkan. (bas)

Leave a Reply

Berikan Komentar