Forum Perbekel/Lurah Kota Denpasar Belajar ke Desa Go Green Glintung Malang
(Baliekbis.com), Rombongan Forum Perbekel/Lurah Kota Denpasar melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Desa Go Green Glintung RW 23 Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jumat (30/11/2018). Kunker ini untuk melihat langsung dan belajar keberhasilan pengelolaan lingkungan di Glintung sehingga terwujud Go Green atau lingkungan yang hijau.
Kunker kali ini diikuti sebanyak 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar dan juga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Mereka diterima langsung Ketua RW 23, Ir. H. Bambang Irianto dan pejabat lainnya.
“Kami sangat tertarik dan terinspirasi dengan keberhasilan Desa Go Green Glintung,” kata Forum Perbekel/Lurah Kota Denpasar Ir. I Gusti Ngurah Putrawan bersama rombongan di sela-sela kunker ini.
Putrawan yang juga Perbekel Desa Dangin Puri Kangin ini berharap keberhasilan Desa Go Green Glintung ini mampu dicontoh dan diwujudkan di seluruh desa/lurah di Denpasar. Termasuk perbekel/lurah harus mampu meningkatkan partisipasi masyarakat membangun desa di dalam mewujudkan kampung go green.
“Dengan konsep baru kita harus mampu membuat desa hijau berkelanjutan beebasis masyarakat. Namun butuh leadership atau kepemimpinan yang kuat,” pungkas Putrawan yang sempat menjadi pembicara pada High Level Meeting (HLM) serangkaian pertemuan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) 2018 belum lama ini.
Dikutip dari glintunggogreen.com, inisiatif mewujudkan dalam sebuah gerakan sosial bernama Glintung Go Green (3G) diprakarsai oleh Ketua RW 23, Ir. H. Bambang Irianto yang mencoba mengubah keadaan itu bersama masyarakat.
Glintung Go Green (3G) bukan gerakan mudah, mengingat gagasan dasarnya ingin mempertahankan nilai-nilai luhur budaya kampung dan memperbaiki kondisi lingkungan dalam arti luas, sekaligus tetap menyerap nilai-nilai modern untuk memperkaya aspek sosial-ekonomi masyarakat.
Gerakan 3G dimulai dengan kegiatan sederhana, yaitu penghijauan lingkungan yang diluncurkan pada bulan Pebruari 2012. Gerakan ini sekaligus mendukung program Pemerintah Kota Malang dalam melakukan gerakan penghijauan Malang Ijo Royo-royo.
Dalam pelaksanaannya disepakati, setiap rumah wajib memiliki tanaman hijau sebagai syarat untuk memperoleh layanan administrasi kependudukan. Bagi mereka yang tidak mampu membeli tanaman, maka pihak RW menyediakan tanaman dan yang bersangkutan berkewajiban merawatnya.
Waktu terus bergulir dan wacana pengembangan kegiatan seputar 3G itu pun menjadi bahan diskusi masyarakat sehari-hari maupun dalam rapat-rapat tingkat RW. Hasilnya, saat ini tanaman yang dikembangkan bukan hanya asal hijau, dan indah, tetapi merambah ke tanaman yang dapat dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari.
Secara swadaya, masyarakat mulai belajar bercocok tanam tanaman sayuran dan tanaman pangan. Di bawah bimbingan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, teknologi yang diterapkan pun bervariasi, mulai dari cara konvensional di lahan dan di pot/polibag, sampai dengan sistem hidroponik.
Kinerja masyarakat Glintung dalam implementasi 3G rupanya menarik perhatian Pemda Kota Malang. Dikatakan demikian karena tumbuh-kembangnya 3G murni inisiatif masyarakat dan swadaya pula.
Sejak tahun 2013 Glintung diikutkan dalam Lomba Kampung Bersinar, gerakan Kampung Hijau Decofresh, sehingga pada tahun 2014 terpilih sebagai peserta lima besar kampung peraih nilai tertinggi dalam penilaian kebersihan di Kota Malang. Tanpa diduga pula, 3G juga menarik perhatian Menkominfo dan pegiat lingkungan dari Sumatera Utara.
Dari kampung yang tadinya kumuh disertai persoalan-persoalan sosial-ekonomi, kini menjadi asri, nyaman dan tentram. Bukan berarti Glintung telah berubah menjadi surga, karena masih ada beberapa persoalan, keinginan dan rencana masyarakat yang belum dapat dicapai sepenuhnya.
“Kami harapkan dari Go Green Glintung juga dapat menginspirasi Bali dan dunia,” tutup Putrawan mengakhiri. (wbp)