Gandeng Yayasan Punggul Hijau, Desa Punggul Berhasil Tangani Sampah
(Baliekbis.com), Desa Punggul Abiansemal Badung terbilang sukses menangani sampah. Dengan konsep “Sampah Desa, Tuntas di Desa”, desa yang mewilayahi 5 banjar ini mampu mengolah sampah plastik dan non plastik menjadi produk yang bermanfaat.
“Khusus sampah plastik yang ada di desa diproses menjadi berbagai produk untuk souvenir maupun barang kerajinan,” ujar Ketua Yayasan Punggul Hijau I Gusti Nyoman Jelantik didampingi Kades Punggul Kadek Sukarma dalam acara reses Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Mangku Pastika,M.M., Rabu (23/2) di desa setempat.
Reses yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara mengangkat tema “Penanganan Sampah Berbasis Sumber Terbaik di Bali”.
Gusti Jelantik menjelaskan dengan pengolahan yang tepat, sampah plastik di desa itu bisa menjadi produk berguna dan bernilai ekonomi tinggi. “Kita cukup banyak menerima pesanan produk kerajinan dari sampah plastik ini termasuk dari kalangan kampus,” jelas mantan pegawai hotel ini.
Meski banyak pesanan, pihaknya tetap membatasi produksi hanya memanfaatkan sampah plastik dari Desa Punggul saja. “Kami tidak menerima pasokan sampah plastik dari tempat lain,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kades Punggul Kadek Sukarma yang menegaskan penanganan sampah yang dilakukan semata untuk mengatasi sampah di desa itu.
Untuk sampah non plastik atau organik menurut Sukarma diolah menjadi kompos (pupuk). Pupuk yang dihasilkan digunakan untuk menyuburkan tanaman di lingkungan pekarangan rumah warga (telajakan). “Bisa dilihat ada telajakan yang ditanami buah naga atau bunga. Hasilnya sepenuhnya dimanfaatkan oleh masing-masing pemilik telajakan,” ujar Kades yang sukses mengembangkan desanya sehingga dijuluki Pemerintah Pusat “Desa Digital”.
Dijelaskan penanganan sampah secara intensif dilakukan sejak ia menahkodai desa ini September 2014. Dengan konsep “Sampah Desa, Tuntas di Desa”, Sukarma fokus menangani masalah sampah.
Langkah pertama yang dilakukan ia membangun TPST. Kemudian bekerja sama dengan Yayasan Punggul Hijau dibangun TPS 3R dimana sampah yang ada hari itu diproses tuntas hari itu juga.
TPS 3R yang cukup luas dan sejuk itu, dilengkapi CCTV dan Wifi serta ada warung makan. “Sehingga TPS 3R ini terawat dan nyaman. Banyak tamu desa yang datang ke sini dan sambil makan,” tambah Gusti Jelantik.
Ditanya peran warga, Kades Sukarma mengatakan sangat positif. Warga sadar akan masalah sampah sehingga sampah yang dihasilkan langsung dipilah di masing-masing rumah.
Petugas desa kemudian mengambilnya seminggu dua kali yakni Selasa untuk sampah plastik dan Jumat yang non plastik untuk diproses. “Jadi kami tidak mengenal istilah membeli sampah atau menukar sampah dengan barang (beras/uang).
Edukasi soal sampah ini juga intensif dilakukan karena dinilai sangat penting. Bahkan melibatkan anak-anak yang saat ini lebih banyak belajar di rumah karena pandemi Covid-19.
Tidak sampai di sana, untuk sampah di tempat umum seperti sungai dan ladang juga ditangani seperti dengan memasang jaring di sungai. “Kami juga memasang alat pemantau sampah sehingga bisa cepat menanganinya,” ujar Sukarma yang kini memasuki dua periode sebagai kepala desa.
Mendapat penjelasan secara komprehensif tersebut, Mangku Pastika sangat mengapresiasi apa yang dilakukan pihak Desa Punggul. “Tentu semua ini bisa berjalan karena dikerjakan dengan sungguh-sungguh, sabar, niat baik dan ikhlas mengabdi sehingga hasilnya luar biasa,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Apalagi Kades Sukarma bersama jajarannya juga memanfaatkan teknologi (digitalisasi) sehingga hasilnya menjadi lebih terukur dan maksimal.
Mangku Pastika berharap seluruh desa di Bali bisa menerapkan pola pengelolaan sampah seperti yang dilakukan Desa Punggul sehingga bisa mengurangi sampah di TPA. (bas)