“Gerebek Pasar” Paslon Amerta, Revitalisasi Pasar Penting untuk Meningkatkan Daya Saing Pedagang
(Baliekbis.com), Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertanegara mengatakan bila terpilih dalam Pilkada Denpasar akan melakukan terobosan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita akan revitalisasi pasar-pasar tradisional agar bisa meningkatkan daya saing pedagang. Tunjangan kematian dan untuk kelahiran juga ditingkatkan,” ujar Ngurah Ambara didampingi Bagus Kertanegara saat mengunjungi pedagang Pasar Sanglah dan Pasar Putra I Made di Banjar Gaduh, Sesetan, Kamis (22/10).
Ngurah Ambara mengatakan keberadaan pasar sangat strategis. “Ke depan pasar tradisional harus menjadi perhatian karena menjadi denyutnya ekonomi masyarakat kecil,” ujar Ambara yang sehari-hari mengelola sejumlah usaha ini.
Dalam kunjungan di dua pasar besar ini Paslon Amerta bersama tim pemenangan serta partai pendukung Golkar, Demokrat dan NasDem mendapat sambutan hangat pedagang maupun pengunjung. Bahkan warga di pasar antusias menerima masker yang dibagikan tim relawan.
Di pasar ini, Amerta menyapa para pedagang kecil, seperti dagang canang, buah, telor dan pedagang tradisonal lainnya. Sembari membagikan masker, Amerta memperkenalkan diri dan memohon doa restu kepada para pedagang sebagai paslon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar dalam Pilkada Serentak Tahun 2020.
Pedagang mengaku selama pandemi Covid ini sepi pembeli. “Penjualan kami turun tajam,” ujar sejumlah pedagang. Ngurah Ambara mengatakan, dirinya turun ke pasar untuk melihat dan mendengar langsung denyut nadi perekonomian masyarakat kecil. “Tekad kita bulat untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat termasuk pedagang,” tegasnya.
Menurutnya dengan turun ke pasar tradisional seperti di Pasar Badung, Satria dan juga Sesetan ini pihaknya dapat menyerap aspirasi sebagai langkah untuk mengembangkan Kota Denpasar.
Selain program ekonomi kerakyatan, Ngurah Ambara juga akan membantu warga yang meninggal dan melahirkan. “Untuk program ini kami menyiapkan santunan kelahiran Rp 1 juta, kematian Rp 10 juta, prajuru Rp 30 juta, PKK Rp 5 juta, dadia Rp 5 juta, serta pendidikan dan kesehatan untuk pekerja nonformal,” sebutnya.
Dana untuk program itu sudah ada di APBD Kota Denpasar. Untuk itu, PAD juga harus ditingkatkan dengan mengoptimalkan potensi yang ada. “Kami juga akan melakukan efisiennsi dengan memangkas kegiatan seremonial dan kegiatan lainnya yang kurang urgen,” pungkasnya. (bas)