German Cinema 2019 Hadirkan Film-Film Baru dan Terbaik dari Jerman di Bioskop Denpasar
(Baliekbis.com), 6 hari, 12 film, 2 program fokus: Edisi ketujuh festival film tahunan German Cinema, yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesien, membawa film-film terbaik dari Jerman ke bioskop-bioskop di enam kota besar di Indonesia. Petualangan, dokumentasi terkini, kisah keluarga, dan ketegangan murni – German Cinema mengundang penonton Indonesia untuk menyaksikan program yang seru dengan pemutaran perdana di Indonesia untuk semua film yang dipilih.
Sebagian dari program 2019 adalah program fokus: 30 Jahre Mauerfall dan Contemporary Black and White. Dalam rangka memperingati 30 tahun keruntuhan Tembok Berlin, German Cinema menampilkan tiga film yang menjelajahi kehidupan di Jerman Timur dan Barat pada masa itu. Fokus mini Contemporary Black and White menyajikan dua film yang menyoroti dua tokoh perfilman lewat gambar hitam-putih yang fantastis.
Tiga puluh tahun lalu, pada tahun 1989, Tembok Berlin roboh dan pada gilirannya meruntuhkan satu sistem secara keseluruhan. “Sejak itu, masa seputar titik balik tersebut menjadi tema penting di dunia film,” kata Anna Maria Strauß, Kepala Bagian Program Budaya di Goethe-Institut Indonesien. “Pada kesempatan peringatan 30 tahun ini, kami menghadirkan tiga film yang mengungkapkan kehidupan di Jerman Timur dan Barat. Masing-masing film itu menceritakan kisah-kisah yang sangat pribadi dari sudut pandang yang berbeda-beda: Balloon karya Michael “Bully” Herbig merupakan film thriller bertempo tinggi yang penuh ketegangan, sementara adaptasi novel Adam &
Evelyn sangat tenang dan atmosferis, dengan banyak adegan dan latar yang indah.
Sementara itu, biografi Gundermann menyajikan potret sosok yang menonjol, seorang penyanyi dan penulis lagu terkenal di Jerman Timur, yang mengendarai mesin keruk raksasa di tambang batu bara untuk mencari nafkah,
dan sekaligus menjadi mata-mata untuk Stasi.”Dengan raihan enam piala German Film Awards 2019, Gundermann juga salah satu film dengan penghargaan terbanyak dalam program ini. Pemenang German Film Awards 2018, 3 Days in Quiberon, yang membahas hidup aktris Romy Schneider, juga tampil dalam program fokus Contemporary Black and White tahun ini. Kedua film fokus, 3 Days in Quiberon dan Fritz Lang menyajikan potret tokoh film terkemuka abad ke-20 melalui gambar hitam-putih yang fantastis.
Sama seperti pada tahun-tahun lalu, German Cinema juga mengedepankan film-film dokumenter bertema aktual. Exit – Leaving Extremism Behind menceritakan kisah sutradara Karen Winther. Dengan diilhami oleh perjalanan hidupnya sendiri, film ini menelaah mengapa orang bergabung dengan kelompok ekstremis dan bagaimana mereka bisa keluar lagi. The Cleaners mengungkapkan industri bayang-bayang raksasa sensor digital yang berbasis di Manila, Filipina, dan yang memainkan peran menentukan dalam menghadapi berita palsu dan ujaran kebencian online dewasa ini.
German Cinema juga membawa serta banyak film favorit penonton, termasuk film komedi perjalanan 25km/h, film kisah perjalanan menuju kedewasaan yang seru dan lucu Mountain Miracle untuk audiens yang lebih muda, serta kisah keluarga yang menyentuh All About Me, film yang paling banyak menjaring penonton di bioskop-bioskop Jerman selama tahun lalu. Film thriller dinas rahasia yang penuh ketegangan Blame Game serta drama Atlas melengkapi daftar film yang diputar di German Cinema 2019.
“Menggabungkan film favorit penonton dengan film dokumenter terkini serta film cerita yang menonjol dari segi artistik dengan kisah yang wajib diceritakan telah menjadi ciri khas semua edisi German Cinema,” jelas Anna Maria Strauß. “German Cinema selalu berupaya menghadirkan film kontemporer Jerman berikut keberagamannya ke Indonesia – seru, berani, menyentuh, dan mendebarkan pada saat yang sama. (ist)