Gita Jayanti, Ajang Menempa Diri
(Baliekbis.com), Pengendalian diri sangat panting dalam mengisi proses kehidupan ini, karena dengan pengendalian diri dapat menjauhkan diri dari pikiran, perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain sehingga akan tumbuh rasa kebersamaan dan saling menghormati. Untuk itu semua pihak bisa bersama-sama menjaga dan melestarikan nilai-nilai kemanusiaan yang telah diwariskan secara baik selama ini. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat menghadiri perayaan Gita Jayanti Nasional 2018 di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar, Sabtu (22/12) malam.
“Jangan sampai hanya karena memperdebatkan sesuatu yang memang kita tidak paham lalu timbul pertengkaran kemudian menghancurkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu hanya kesadaran yang ada dalam diri pribadi yang hakekatnya adalah suci yang bisa ditemukan melalui proses karma yoga akan dapat memulihkan segala sesuatu yang telah hilang. Hilangnya keramahan, hilangnya kedamaian, hilangnya kebanggaan, dan hilangnya pengharapan,” jelasnya.
Untuk itu, Wagub Cok Ace berharap melalui perayaan Gita Jayanti yang mengambil tema “Bersatu Bekerja Menuju Kejayaan NKRI” ini tumbuh suatu pemahaman bahwa dalam upaya menciptakan suasana damai dalam proses kehidupan ini, agar tetap menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai spiritual, sekaligus nilai-nilai estetika dalam mewujudkan harkat dan jati diri sebagai seorang manusia yang beragama.
“Harapan Saya Gita Jayanti ini dapat dijadikan ajang menempa diri dan membuka wawasan kita sekaligus solusi atas pengaruh global yang melanda dunia dari perspektif Gita dapat kita sumbangkan untuk dunia, karena ajaran Bhagawadgita yang kita miliki berdekatan dengan kelestarian alam semesta. Disamping hal tersebut Saya juga menghimbau kepada seluruh umat, pada masa globalisasi yang penuh dengan tantangan kita harus banyak mendekatkan diri kepada Hyang Widhi Wasa diantaranya melalui pemahaman akan sastra-sastra agama, meluruskan makna melalui gerakan moral dan Spiritual, sebagai tempat pengendalian diri dalam mencapai keseimbangan jasmani dan rohani, sekaligus dalam mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi ini,” ujarnya.
Sementara Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya mengapresiasi diselenggarakannya Gita Jayanti Nasional. Menurutnya, acara ini selain memperingati turunnya bhagawadgita ke muka bumi juga sebagai wahana untuk mengekspresikan cita rasa seni, budaya dan religi juga sebagai media merevitalisasi nilai-nilai luhur agama Hindu yang tertuang pada pancama weda bhagawadgita.
“Bhagawadgita adalah salah satu kitab suci yang sangat berpengaruh yang mengajarkan, etika, moralitas, filsafat dan humanisme universal. Melalui acara ini, umat Hindu menunjukkan semangatnya yang besar untuk tidak saaja merawat namun juga menginternalisasikan pada diri ajaran yang bersumber dari dialog kontenplatif antara sri Krisna dengan sang Arjuna. Acara ini juga sangat penting karena kebajikan kebajikan yang dituturkan berabad-abad lalu terus hidup dan menembus batas waktu,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Panitia Gita Jayanti Nasional 2018 yang juga Ketua ISKCON, Nengah Wijana dalam laporannya menyampaikan Jika Gita Jayanti adalah hari perayaan disabdakannya kitab suci veda Bhagavad-gita, sekitar 5000 tahun yang lalu. Bhagavad-gita adalah salah satu kitab suci tertua umat manusia. Perayaannya dilakukan pada hari Shukla Ekadashi, hari ke-11 menuju purnama bulan Margashirsha kalender Hindu. Bhagavad-gita disabdakan kepada Arjuna oleh Sri Krishna sendiri di medan perang Kurukshetra (Haryana, India).
“Gita Jayanti dirayakan di seluruh dunia oleh semua penyembah Sri Krishna (penganut Sanatana Dharma), yang memuja Bhagavad-gita sebagai Ibu Ilahi karena ajarannya menjabarkan secara lengkap (dengan cara yang ilmiah dan tidak sektarian) bagaimana cara membangun kembali hubungan yang hilang dengan Tuhan Yang Maha Kuasa (Yang Maha Tinggi),” ungkapnya.
Wijana menambahkan, rangkaian perayaan Gita Jayanti Nasional 2018 ini telah dilakukan berbagai kegiatan, antara lain Gita Edukasi (Seminar-seminar dan beberapa perlombaan terkait Bhagavad-gita), Gita Aksi (yoga massal, bakti sosial, donor darah dan cek kesehatan), dan Gita Puja bersama di tempat-tempat persembahyangan, serta Perayaan puncak Gita Jayanti. (ist)