Grup Arja Muani Printing Mas Masih Tetap Eksis
(Baliekbis.com), Ketika bersekolah di SMP 2 Gianyar, pria asal Gianyar I Wayan Sugama, S.Sn, M.Sn yang akrab disapa Codet ini sudah menyenangi seni tari. Setelah belajar menari di sekolahnya, ia kemudian melanjutkannya ketika di SMKN 3 Batubulan hingga di bangku kuliah STSI yang sekarang namanya ISI Denpasar dengan mengambil Jurusan Seni Tari.
”Selama kuliah di ISI Denpasar sering tampil ngayah tari topeng, tari prembon dan drama gong,”ujar Codet, Kamis (11/1) saat ditemui di Denpasar. Setelah tamat kuliah di ISI tahun 1993, ia bersama sahabatnya Juana, Dek Cilik, Sudira, Gung Pareso yang semunya memang hobi seni tari membuat grup arja. “Dan saya ditunjuk berperan sebagai Wijil. Karena pemeran Liku saat itu Gung Pareso. Namun karena pulang ke Gianyar, maka peran Liku kemudian saya yang mengisinya,” ucap Codet, suami dari Ni Nyoman Purniwati, S.Sn. yang memberinya dua anak yakni Ni Putu Sri Eka Darmayanthi Manik Mas dan I Made Bagus Surya Dharma Manik Mas.
Dalam perkembangannya, grup arja yang didirikan ini semakin eksis dan jumlah peserta yang ingin bergabung juga bertambah. Para pemeran di arja semakin lengkap yakni ada sebagai Galuh, Condong, Limbur, Mantri Manis, Penasar dan Wijil Manis. “Sehingga grup arja bisa lengkap jadi 11 orang yang awalnya hanya 4 orang,” terangnya. Menurut Codet, grup arja yang didirikan sempat mengalami kendala dana saat itu sehingga menyebabkan pakain harus pinjem di pak Oklan, yang sangat peduli dengan arja. Dari sinilah akhirnya tercetus nama Arja Muani Printing Mas Denpasar. “Di sela-sela pentas, saya juga masih menari drama gong di Yowana Manohara Kabupaten Gianyar yang pernah terpilih sebagai drama gong terbaik di PKB ke-16 tahun 1994 silam,” imbuhnya.
Dijelaskan, sempat terpilih menjadi pelawak Buduh terbaik tahun 1996 di Arja Muani Printing Mas yang direkam di stasiun televisi TVRI Bali saat tampil di PKB ke-18. Saat itu, jadwal arja full setiap bulan. “Maka saya pun berhenti menari drama gong sejak tahun 2000 silam. Setelah arja eksis, saya bersama Juana, Gusti Lanang akhirnya membentuk group bondres dengan nama Salju Group Bondres. Dimana saat itu ikut bergabung Dek Cilik, Dogler dan Lolak,”jelasnya.
Ditambahkan, saat Bom Bali 2002, banyak terjadi trauma di masyarakat, maka Salju Group Bondres sempat mengisi pementasan sosialisasi Bom Bali 2002. Sekarang masih aktif di Sanggar Jaba Jero (SJJ) Bitera Gianyar mengembangkan seni tari bondres kekinian, baik mapulas atau bertopeng. SJJ Bitera Gianyar juga terpilih menjadi Duta Parade Topeng Bondres di PKB ke-39 tahun 2017. “Saya saat ini masih menjadi dosen di IKIP PGRI Bali Prodi seni drama tari dan musik, juga mengajar seni di beberapa sekolah di Denpasar,” tambahnya. (sus)