Gubernur Koster Terima Bakti Inovasi Indonesia Dari Menristek/BRIN RI
(Baliekbis.com), Gubernur Bali Wayan Koster menerima secara langsung penyerahan produk Bakti Inovasi Indonesia untuk wilayah Provinsi Bali oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Ballroom Nusantara, The Westin Resort, Nusa Dua, Selasa (22/12). Penyerahan digelar usai acara Lokakarya Desa Berinovasi bertajuk “Bakti Inovasi untuk Bali Kembali Bali Bernovasi”.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan apresiasi dan terimakasih atasan gelaran acara tersebut. Sebagai Provinsi yang bertumpu dan mengandalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor pariwisata, Bali menjadi daerah paling terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid – 19. Sehingga dengan adanya gelontoran inovasi – inovasi dari pemerintah pusat, diharapkan mampu memacu ekonomi Bali.
“Dari segi temanya saja sudah sangat simpati, kepedulian kepada Bali yang sangat terdampak wabah Covid-19 terutama dunia pariwisata, yang menjadi sumber utama perekonomian Bali. Saat situasi normal pariwisata normal, ekonomi Bali hidup bahkan diatas rata – rata nasional. Saat ada gangguan – gangguan seperti saat ini, ekonomi Bali pun melemah, itulah suka dukanya. Kedepan semoga pemerintah pusat ikut terus mendukung pemulihan Bali, seperti halnya inovasi – inovasi yang dilaksanakkan saat ini,” pinta Gubernur Koster sambi menceritakan kilas Balik pariwisata Bali dalam menghadapi hambatan – hambatan seperti ledakan Bom Bali, pandemi virus SARS, hingga erupsi Gunung Agung, yang mana Bali pulih dengan cepat karena wisatawan mancanegara masih tetap berkunjung. Sedangkan menghadapi pandemi Covid – 19 yang sifatnya global seluruh dunia, pariwisata pun dikhawatirkan butuh waktu yang cukup lama. Sehingga dibutuhkan kebijakan – kebijakan inovatif baru untuk sektor lainnya.
Sebelum pandemi melanda, Gubernur Koster semenjak terpilih telah mengembangkan kebijakan – kebijakan untuk membangun citra pariwisata Bali di mata wisatawan internasional, seperti pengurangan penggunaan plastik sekali pakai hingga mengurangi timbunan sampah plastik dengan mengajak seluruh komponen masyarakat turun langsung membersihkan lingkungan secara berkala, mengembangkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan, menjaga dan melestarikan sumber – sumber mata air dan laut, dan sebagainya. Program – program tersebut pun mampu mengangkat nama Bali, yang dibuktikan dengan banyaknya apresiasi yang disampaikan duta – duta besar negara, bahkan tingkat kunjungan wisatawan naik hingga 26% pada awal hingga akhir 2019 dibanding tahun sebelumnya.
“Terkendala pandemi ini, program – program yang sudah kami susun belum bisa terealisasi di tahun 2020. Sehingga saat ini fokus untuk penanganan pandemi,” beber Gubernur yang sebelumnya menjabat anggota DPR RI ini sembari menyatakan telah mengambil langkag untuk memulihkan pariwisata Bali dengan membuka kran wisatawan domestik sejak bulan Juli lalu, namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi. Serta menyatakan segera melaksanakan strategi lainnya dalam memulihkan ekonomi dan pariwisata Bali.
“Dalam waktu dekat, kita harus mencoba inovasi dengan pertanian, perdagangan dan industri. Memang tidak bisa instan dalam waktu cepat, tapi harus segera dilakukan, akan segera membentuk kelompok kerja untuk merancang dan merealisasikannya,” pungkasnya yang kal itu turut didampingi Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali Made Gunaja dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya .
Sementara itu, Menristek/BRIN RI Bambang Brodjonegoro memberikan pemparan dan melakukan diskusi kelompok terarah dengan tema “Struktur dan Fundamental Pereknomian Bali di Sektor Pariwisata, Pertanian, Kelautan, dan Industri” bersama dengan Sestama Bapenas/PPN Himawan Hariyoga Djojokusumo.
“COVID-19 memang berdampak besar bagi sektor pereknomian di Bali, namun sebenarnya Bali masih menyimpan potensi pariwisata, pertanian, dan kelautan yang besar. Saya optimis dengan kerja sama triple helix yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan industri, perekonomian di Bali dapat segera pulih dan bangkit kembali,” ujar Menteri Bambang. (ist)