Gunung Agung Awas, Pelaku Pariwisata Waswas
(Baliekbis.com), Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa mengaku heran terhadap status awas yang disandang Gunung Agung hingga kini sudah hampir lebih dari dua minggu. ”Kalau sudah status awas, meletusnya dimungkinkan lebih cepat. Mungkin juga alat pendeteksi gunung meletus belum begitu canggih sehingga status awas menjadi begitu lama,” ungkapnya, Minggu (8/10).
“Ini baru status awas, belum lagi kalau sudah terjadi letusan,” ujarnya. Ia mengatakan dengan status awas tersebut, dampaknya sudah terasa bagi pariwisata Bali serta sosial ekonomi lainnya. “Sudah banyak tamu yang beberapa hari ini membatalkan atau canceling untuk ke Buleleng. Begitu juga tamu yang sudah menginap di hotel lebih cepat check-out,” ujarnya. Di Badung dampak ancaman terjadinya erupsi Gunung Agung juga membuat pelaku pariwisata merasa waswas. Seperti dilontarkan pelaku pariwisata Kuta Wayan Puspa Negara, SP,MSi. beberapa waktu lalu. Puspa yang mantan anggota DPRD Bali dan kini menjabat GM Discovery Shopping Mall Kuta mengatakan sudah puluhan grup membatalkan perjalanannya ke Bali. “Sudah 38 sales grup yang membatalkan kunjungannya ke Bali akibat status awas tersebut,” ujarnya. Ia berharap ada langkah nyata dan kontinyu terkait pemberitaan seputar perkembangan Gunung Agung.
Sementara itu sejumlah wisatawan asing mengaku tetap merasa nyaman berlibur ke Bali meskipun kini di Gunung Agung di Kabupaten Karangasem statusnya dalam level Awas. Objek-objek wisata seperti di Pantai Lovina Buleleng atau kawasan Bali Utara masih cukup ramai didatangi wisman maupun wisatawan domestik. Pantai Lovina terkenal dengan biota lautnya dolpin sehingga menarik minat wisatawan seperti terlihat ramainya mereka menikmati kuliner di Restaurant Warung Bambu Desa Pemaron Buleleng. Beberapa wisatawan asing bahkan berkunjung ke Buleleng mengajak sanak keluarganya dari negara asalnya Island untuk menikmati liburan. Beberapa wisatawan asing tampak menikmati liburannya seperti disampaikan warga asal Desa Bugbug, Kabupaten Karang Asem Gede Sarya TunTun yang bertemu dengan banyak wisatawan lainnya. Fetrix dan istrinya Fransica mengatakan ia berlibur ke Lovina karena merasa sangat nyaman. Tidak merasa terganggu akan potensi terjadinya erupsi Gunung Agung. ”Saya berlibur ke Lovina karena sangat nyaman dan senang tinggal di Lovina, apalagi Gunung Agung lokasinya juga jauh dari Lovina,” katanya. Selama ini, belum ada travel warning dari negaranya sehingga dia menikmati wisata kuliner bersama keluarganya di Warung Bambu Desa Pemaron. (bas/gde)