Gunung Agung Siaga, Pengungsi Didata Kembali
(Baliekbis.com), Gunung Agung yang saat ini telah mengalami penurunan status dari awas menjadi status Siaga dengan keberadaan warga KRB. Gunung Agung di Denpasar beberapa memilih pulang. Hal ini dilakukan pendataan dan peninjauan langsung Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra, Senin (30/10) di tiga lokasi posko.
Dalam kunjungan awal Walikota Rai Mantra didampingi OPD terkait mengunjungi Posko Kesambi Kesiman. Di Posko Kesambi terdapat 64 warga KRB yang memilih pulang untuk melakukan persembahyangan terkait Hari Suci Galungan. Kunjungan kedua Walikota Rai Mantra menuju Posko Danau Tempe. Tampak warga KRB diposko setempat masih melakukan aktivitas seperti biasa, membuat anyaman dan memasak bersama. Akhir kunjungan Walikota Rai Mantra menuju Posko Gurita Sesetan, yang tampak warga KRB. Sedang sibuk persiapan Galungan membuat kerajinan, katik sate, dan memotong babi bersama relawan setempat. Walikota Rai Mantra mengatakan usai Hari Suci Galungan akan segera melakukan pembahasan kepada para pengungsi di Posko-posko yang ada. Namun sebelumnya juga poihaknya telah melakukan koordinasi bersama OPD terkait untuk melakukan langkah-langkah pendataan terkait dengan turunnya status Gunung Agung. Seperti di Posko Kesambi yang banyak dari warga Desa Ban dan Desa Sebudi yang menjadi salah satu kawasan rawan KRB. ‘’Belum mendata jumlah pasti, namun beberapa warga sudah ada yang memilih pulang untuk Hari Suci Galungan dan juga terkait status penurunan KRB. Gunung Agung,’’ ujar Rai Mantra. Disamping itu juga pembahasan pendidikan anak-anak terkait ulangan semester yang akan segera dilaksanakan sudah dilakukan koordinasi yang nanti dapat secara bersama-sama memberikan fasilitas kepada siswa sekolah. Koordinasi memberikan fasilitas pemulangan warga KRB juga telah dilakukan setiap posko yang nantinya akan dilakukan pengumpulan disalah satu tempat dan pulang bersama-sama ke Karangasem.
Salah satu warga KRB di Posko Danau Tempe asal Dusun Cegi, Desa Ban, Kecamatan Kubu Ketut Keling memilih merayakan Galungan ditempat pengungsian. beberapa hari lalu sempat pulang kekampung halaman, namun masuk zona merah dan was-was untuk tinggal dirumah. ‘’Desa masuk zona merah, dan kami memilih untuk sementara merayakan Hari Suci Galungan di posko pengungsian saja yang tentunya telah difasilitasi persembahyangan bersama dan ngelawar,’’ ujarnya.
Wayan Sukra asal Dusun Pengalusan, Desa Ban Kecamatan Kubu yang juga mengaku dusunnya masuk zona merah, sehingga perayaan Hari Suci Galungan tetap dilakukan di posko. ‘’Pingin pulang tapi saran pemerintah untuk tetap dipengungsian terkait KRB. Gunung Agung,’’ ujarnya. Ia yang sudah menetap dua bulan di Posko Danau Tempe mengaku tidak berani pulang meski status Gunung Agung telah diturunkan. ‘’Megalung disini saja yang juga telah difasilitasi relewan dan Pemkot Denpasar,’’ ujarnya. (pur)